Islam dan Rasa Aman

Keamanan merupakan nikmat dari Allah

Allah ta’ala berfirman:

لِإِيلَـٰفِ قُرَيْشٍ (١) إِۦلَـٰفِهِمْ رِحْلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيْفِ (٢) فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هَـٰذَا ٱلْبَيْتِ (٣) ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍۢ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ (٤)

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. [1] (Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. [2] Maka hendaknya mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). [3] Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. [4]” (QS. Al-Quraisy ayat 1-4) [1]QS. Al-Quraisy ayat 1-4

Syaikh ‘Abdurrahman Bin Nashir As-Sa’dy berkata:

“sehingga rizki yang luas serta keamanan dari rasa takut termasuk nikmat duniawi yang paling besar dan mewajibkan (atas kita) untuk bersyukur kepada Allah” (Taisiirul Karimir Rahman) [2]Taisiirul Karimir Rahman

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa di antara kalian berada di pagi hari (dalam keadaan) aman di tengah-tengah kaumnya, selamat dari segala penyakit pada badannya, dan dia memiliki apa yang dia butuhkan pada hari itu maka (orang yang keadaannya demikian) seolah-olah telah memiliki dunia dengan semua sisinya.” (HR. At-Tirmidzy, riyadhus shalihin no. 511, dihasankan oleh Imam At-Tirmidzy dan syaikh Al-Hilaly) [3]HR. At-Tirmidzy, riyadhus shalihin no. 511, dihasankan oleh Imam At-Tirmidzy dan syaikh Al-Hilaly

Syaikh Salim Bin ‘Id Al-Hilaly berkata:

“Kebutuhan seorang hamba di dunia adalah keamanan dan kecukupan, maka barangsiapa telah memiliki keduanya seolah-olah dia telah memiliki dunia dengan semua sisinya.” (Bahjatun Nazhirin (1/524)) [4]Bahjatun Nazhirin (1/524

Dengan Mewujudkan Tauhid, Akan Tercipta Keamanan

Islam adalah agama tauhid yang mengajak manusia untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang disembah dengan penuh ketundukan dan kerendahan. Kemudian, dengan mewujudkan tauhid ini maka akan tercipta keamanan baik di dunia dan di akherat.

Allah ta’ala berfirman:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَمْ يَلْبِسُوٓا۟ إِيمَـٰنَهُم بِظُلْمٍ أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ (٨٢)

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan keimanan mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat kemanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-An’am, 82) [5]Al-An’am, 82

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa keamanan tersebut bermakna umum baik di dunia maupun di akherat. Beliau juga menjelaskan bahwa di antara manfaat tauhid adalah menetapnya kemanan. (Qoulul Mufid, 1/62-63) [6]Qoulul Mufid, 1/62-63

Hal ini diperkuat dengan firman Allah ta’ala:

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًۭا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًۭٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَـٰسِقُونَ (٥٥)

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu serta mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia (Allah) sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia (Allah) telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia (Allah) akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai Nya untuk mereka, dan Dia (Allah) benar-benar akan menukar keadaan mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.” (QS. An Nuur ayat 55) [7]QS. An Nuur ayat 55

Dengan ini, kita juga mengetahui bahwa orang yang mendakwahkan dakwah tauhid pada hakekatnya dia adalah perintis keamanan dan bukan perusak keamanan.

Dimana Ajaran Islam Diterapkan, Maka Di Situ Tercipta Kemanan

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قد كان من قبلكم يُؤخذ الرجل فيُحفر له في الأرض، فيُجعل فيها، ثمَّ يُؤتى بالمِنْشَارِ فيوضع على رأسه فيُجعل نصفين، ويُمشط بأمشاطِ الحديد ما دون لحمه وعظمه، ما يَصُدُّهُ ذلك عن دينه، والله لَيُتِمَّنَّ الله هذا الأمر حتى يسير الراكب من صنعاء إلى حضرموت لا يخاف إلا الله والذئب على غَنَمِه، ولكنكم تستعجلون

“Sungguh di zaman dahulu sebelum kalian ada seseorang yang ditangkap lalu dibuatkan untuknya lubang di tanah lalu dimasukkan ke dalamnya, kemudian didatangkan gergaji, diletakkan di atas kepalanya lalu orang itu dibelah menjadi dua bagian, kemudian disisir dengan sisir besi hingga terpisah daging dari tulangnya, ini semua tidak menghalanginya dari agamanya, demi Allah kelak Allah benar-benar menyempurnakan perkara (Islam) ini hingga ada seseorang yang safar dari daerah Shan’a (Dimasyq) ke Hadhramaut (Yaman) tidak takut kecuali (kepada) Allah dan serigala atas kambingnya, akan tetapi sayang sekali kalian tergesa-gesa.” (HR. Bukhari) [8]HR. Bukhari

Syaikh Salim Bin ‘Id Al-Hilaly mengatakan:

“Islam adalah agama keamanan dan keselamatan, di mana Islam berada dan diterapkan ajaran-ajarannya serta ditegakkan hukum-hukum nya maka akan tercipta keamanan, kesejahteraan, ketenangan serta kesejahteraan. Namun ketika manusia merubah (tidak menerapkan ajaran Islam) maka Allah akan merasakan kepada mereka ‘pakaian’ kelaparan dan ketakutan dengan sebab perbuatan (dosa) yang telah mereka lakukan.” (Bahjatun Nazhirin (1/88)) [9]Bahjatun Nazhirin (1/88)

Negeri Mekkah Negeri yang Aman

وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَـٰذَا ٱلْبَلَدَ ءَامِنًۭا وَٱجْنُبْنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعْبُدَ ٱلْأَصْنَامَ (٣٥)

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekkah) negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim ayat 35) [10]QS. Ibrahim ayat 35

Hukuman Bagi Orang Yang Berbuat Kerusakan Di Muka Bumi, Merusak Stabilitas Keamanan

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّمَا جَزَٰٓؤُا۟ ٱلَّذِينَ يُحَارِبُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَسْعَوْنَ فِى ٱلْأَرْضِ فَسَادًا أَن يُقَتَّلُوٓا۟ أَوْ يُصَلَّبُوٓا۟ أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم مِّنْ خِلَـٰفٍ أَوْ يُنفَوْا۟ مِنَ ٱلْأَرْضِ ۚ ذَٰلِكَ لَهُمْ خِزْىٌۭ فِى ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَهُمْ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ (٣٣)

“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu sebagai bentuk penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akherat mereka beroleh siksaan yang besar.” (QS. Al-Maaidah ayat 33) [11]QS. Al-Maaidah ayat 33

Yang dimaksud dengan orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi adalah mereka yang membuat kerusakan di bumi dengan kekafiran, pembunuhan, perampasan harta serta menyebarkan rasa takut di jalan-jalan.

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’dy berkata:

“Jika demikian besarnya keburukan dari kejahatan ini maka dapat diketahui bahwa membersihkan bumi dari para perusak, serta mengamankan jalan-jalan dari pembunuhan, dari perampasan harta, dan dari menakut-nakuti manusia termasuk sebesar-besar kebaikan dan juga semulia-mulianya ketaatan, dan merupakan perbaikan di muka bumi, sebagaimana kebalikannya adalah perusakan di muka bumi.” (Lihat Kitab Tafsir Taisirul Karimir Rahman Fi Tafsiri Kalamil Mannan) [12]Lihat Kitab Tafsir Taisirul Karimir Rahman Fi Tafsiri Kalamil Mannan

Islam Melarang Perbuatan Menakut-nakuti Muslim Lainnya

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ مَرَّ فِي شَيْءٍ مِنْ مَسَاجِدِنَا أَوْ أَسْوَاقِنَا بِنَبْلٍ فَلْيَأْخُذْ عَلَى نِصَالِهَا لَا يَعْقِرْ بِكَفِّهِ مُسْلِمًا

“Barangsiapa yang lewat sebagian dari masjid-masjid maupun pasar-pasar kami dan dia membawa anak panah maka wajib baginya menyimpannya atau menggenggam ujung anak panah tersebut dengan telapak tangannya (karena dikhawatirkan anak panah itu) menimpakan sesuatu (bahaya ) atas seseorang dari kaum muslimin” (HR. Bukhari 433) [13]HR. Bukhari 433

Syaikh Salim Bin ‘Id Al-Hilaly berkata :

“Kesungguhan Islam dalam menjaga keamanan seorang muslim dan tidak melukainya meskipun dengan luka yang kecil; dalam rangka mengagungkan kehormatan muslim dan meninggikan kedudukannya. Mengajarkan seorang muslim tentang adab berjalan di pasar-pasar dan adab membawa senjata, di dalamnya ada jaminan keselamatan orang lain dan tidak memerangi mereka serta tidak menakut-nakuti mereka.” (Bahjatun Nazhirin (1/287)) [14]Bahjatun Nazhirin (1/287)

Kesimpulan

1. Islam bukan agama perusak bahkan dia adalah agama yang memperbaiki kerusakan dan mendatangkan kebaikan.
2. Islam berlepas diri dari segala perbuatan yang merusak keamanan baik yang mengatasnamakan Islam ataupun tidak mengatasnamakan Islam.

DR. ‘Abdussalam Bin Barjas berkata:

“Amar Ma’ruf Nahi Mungkar jika tidak diatur dengan aturan-aturan syari’ah yang ditegaskan dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah serta petunjuk dari salafusshalih maka dia adalah petaka bagi umat dan pintu fitnah bagi yang melakukannya dan jama’ah kaum muslimin. Ketika khawarij dan Mu’tazilah dalam amar ma’ruf nahi mungkar bertolak dari pemikiran bid’ah yang jauh dari nash-nash syar’I, atsar-atsar sahabat, (jauh dari) memperhatikan masalah maslahat dan mencegah kerusakan; maka muncul darinya kerusakan yang terang, dan perpecahan yang besar di tubuh umat; lalu darah ditumpahkan, kehormatan dirusak, harta dirampas, dan para wanita serta anak-anak dibunuh. Ini semua di bawah slogan ‘Amar Ma’ruf Nahi Mungkar” (Kitab ‘Al-Amru Bi Luzumi Jama’atil Muslimin Wa Imamihim Wat Tahdzir Min Mufaraqatihim: 97-98) [15]Kitab ‘Al-Amru Bi Luzumi Jama’atil Muslimin Wa Imamihim Wat Tahdzir Min Mufaraqatihim: 97-98

Syaikhul Islam termasuk ulama yang dikenal giat dalam amar ma’ruf nahi mungkar, suatu ketika beliau bersama temannya melewati ahli maksiat yang sedang mabuk-mabukan dan berbuat kefasikan, lalu temannya bertanya kepada beliau:

“Kenapa engkau tidak melarang mereka?” Syaikhul Islam menjawab: “Seandainya aku melarang mereka pasti mereka nanti akan menyerang rumah-rumah penduduk, merampasnya, lalu merusak kehormatan mereka. Dan yang seperti ini jauh lebih parah dari kondisi mereka (ahli maksiat) yang sekarang.” (Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah syaikh Ibnu ‘Utsaimin: 282) [16]Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah syaikh Ibnu ‘Utsaimin: 282

3. Islam berlepas diri dari tuduhan musuh-musuh Islam yang menuduh bahwa Islam adalah agama kekerasan dan mengajarkan kerusakan.

Disusun oleh Fajri Nur Setyawan, LC

Artikel Ilmiyah Alukhuwah.Com

Referensi

Referensi
1 QS. Al-Quraisy ayat 1-4
2 Taisiirul Karimir Rahman
3 HR. At-Tirmidzy, riyadhus shalihin no. 511, dihasankan oleh Imam At-Tirmidzy dan syaikh Al-Hilaly
4 Bahjatun Nazhirin (1/524
5 Al-An’am, 82
6 Qoulul Mufid, 1/62-63
7 QS. An Nuur ayat 55
8 HR. Bukhari
9 Bahjatun Nazhirin (1/88)
10 QS. Ibrahim ayat 35
11 QS. Al-Maaidah ayat 33
12 Lihat Kitab Tafsir Taisirul Karimir Rahman Fi Tafsiri Kalamil Mannan
13 HR. Bukhari 433
14 Bahjatun Nazhirin (1/287)
15 Kitab ‘Al-Amru Bi Luzumi Jama’atil Muslimin Wa Imamihim Wat Tahdzir Min Mufaraqatihim: 97-98
16 Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah syaikh Ibnu ‘Utsaimin: 282
Check Also
Close
Back to top button