Bangkit Setelah Mati
Bismillah
BANGKIT SETELAH MATI
Salah satu aqidah mutlak agama islam adalah keyakinan akan adanya hari kebangkitan setelah kematian. keyakinan ini berintegral dengan rukun iman yang ke lima – iman kepada hari akhir- . Namun sangat disayangkan banyak dari kaum muslimin yang belum mengetahui rincian kejadian kebangkitan setelah kematian, padahal kejadian ini, pasti akan dialami setiap anak adam. Maka dengan memohon pertolongan Allah penulis menyajikan pembahasan singkat bertemakan hari kebangkitan, selamat membaca.
DIBANGKITKANNYA MANUSIA SETELAH KEMATIAN
Kepastian tentang hal ini telah Allah tetapkan salah satunya dalam firman-Nya,
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu Allah mengabarkan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, Padahal mereka telah melupakannya” [QS Al-Mujaadalah : 6]
Hal ini dikuatkan dengan sabda baginda Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-
يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba kelak akan dibangkitkan berdasarkan kondisi meninggalnya” [HR. Muslim, no.2878]
BENIH KEBANGKITAN
Walaupun jasad dan tulang manusia hancur ditelan masa,namun ada satu bagian tulang yang tidak akan hancur, karena bagian tersebut akan menjadi bibit kebangkitan. Rasulullah bersabda,
إِنَّ فِي الإِنْسَانِ عَظْمًا لاَ تَأْكُلُهُ اْلأَرْضُ أَبَدًا، فِيْهِ يُرَكَّبُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، قَالُوْا أَيُّ عَظْمٍ هُوَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: عَجْبُ الذَّنَبِ
“Sesungguhnya pada diri manusia ada satu tulang yang tidak dimakan tanah selamanya. Padanya manusia disusun (kembali) pada hari Kiamat”. Para sahabat bertanya, “Tulang apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tulang ekor.” [HR. Muslim, no.5255]
MANUSIA YANG PERTAMA KALI DIBANGKITKAN
Orang tersebut tidak lain adalah baginda Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Beliau –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوَّلُ مَنْ يُنْشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ
“Aku adalah penghulu anak Adam pada hari kiamat, aku yang pertama keluar dari kubur” [HR. Muslim, no.2278]
KEMANA DAN BAGAIMANA MANUSIA SETELAH DIBANGKITKAN ?
Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan dikumpulkan di padang mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan belum dikhitan. Hal ini berdasarkan sabda Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-,
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً
“Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” [HR. Muslim, no. 5102]
Nabi juga bersabda,
تُحْشَرُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا
“Kalian kelak akan dikumpulkan (di padang mahsyar) dalam kondisi telanjang dan belum dikhitan”
Aisyahpun berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ
“Wahai Rasulullah, laki-laki dan perempuan (seluruhnya telanjang ?), sebagian mereka akan melihat (aurat) sebagian yang lain?”
Rasulullah menjawab,
الْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ ذَاكِ
“Perkaranya dahsyat sehingga mereka tidak sempat memikirkan hal itu” [HR. Bukhari, no.6527 dan Muslim, no.2859]
Kedasyatan hari itu Allah gambarkan dalam firman-Nya,
فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
“Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” [QS. ‘Abasa:33-37]
ORANG YANG PERTAMA KALI DIBERI PAKAIAN
setelah manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan, kemudian diberi pakaian. Dan manusia yang pertama kali diberi pakaian adalah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَنْ يُكْسَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيْمُ
“Sesungguhnya orang pertama yang diberi pakaian pada hari Kiamat adalah Nabi Ibrahim.” [HR. Bukhari, no. 4371]
Adapun pakaian yang dikenakannya ketika itu adalah pakaian yang dikenakan ketika meninggal dunia. Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمَيِّتُ يُبْعَثُ فِيْ ثِيَابِهِ الَّتِيْ يَمُوْتُ فِيْهَا
“Mayit akan dibangkitkan dengan pakaian yang dikenakannya ketika mati.” [Shohih Abi Dawud,no.3114]
Maka tak heran jika Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, tatkala hendak menguburkan jenazah ibunya, beliau meminta agar jenazah ibunya dikafani dengan pakaian yang baru, sembari mengatakan, “Perbaguskanlah kafan jenazah kalian, karena sesungguhnya mereka akan dibangkitkan dengan (memakai) pakaian itu.” [Fat-hul Bari Syarah Shahih al-Bukhari, 11/383]
KEADAAN MANUSIA KETIKA DIGIRING KE PADANG MAHSYAR
Manusia digiring ke Padang Mahsyar dengan kondisi yang berbeda-beda sesuai dengan amalnya. Ada yang digiring dengan berjalan kaki, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّكُمْ مُلاَقُو اللهِ حُفَاةً عُرَاةً مُشَاةً غُرْلاً
“Sesungguhnya kalian akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, berjalan kaki, dan belum dikhitan.” [HR. Bukhari, no. 6043]
Ada juga yang digiring dengan berkendaraan. Bahkan ada yang diseret di atas wajah-wajah mereka. Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
إِنَّكُمْ تُحْشَرُوْنَ رِجَالاً وَرُكْبَانًا وَتُجَرُّوْنَ عَلَى وُجُوْهِكُمْ
“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan berjalan, dan (ada juga yang) berkendaraan, serta (ada juga yang) diseret di atas wajah-wajah kalian.” [HR. Tirmidzi, no. 2424 dan beliau mengatakan, “Hadits hasan]
Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يَا رَسُولَ اللهِ كَيْفَ يُحْشَرُ الْكَافِرُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: أَلَيْسَ الَّذِي أَمْشَاهُ عَلَى رِجْلَيْهِ فِي الدُّنْيَا قَادِرًا عَلَى أَنْ يُمْشِيَهُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟!
“Wahai Rasulullah, bagaimana bisa orang kafir digiring di atas wajah mereka pada hari Kiamat?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bukankah Rabb yang membuat seseorang berjalan di atas kedua kakinya di dunia, mampu untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari Kiamat?!” Qatadah mengatakan, “Benar, demi kemuliaan Rabb kami.” [HR. Bukhari, no. 6042 dan Muslim, no. 5020]
TOPOGRAFIS PADANG MAHSYAR
Padang mahsyar berbentuk datar dan berwarna putih bersih, hal ini sesuai sabda Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-,
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ النَقِيِّ لَيْسَ فِيْهَا عَلَمٌ لأَحَدٍ
“hari kiamat kelak, manusia akan dikumpulkan di bumi yang sangat putih seperti bundaran yang pipih lagi datar tidak ada tanda (bangunan) milik siapapun di atasnya.” [ HR. Bukhari, no. 6521 dan Muslim, no. 2790]
Perubahan bentuk bumi pada hari kebangkitan ini telah Allah isyaratkan dalam firmannya,
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ ۖ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allâh yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (Ibrahim:48)
MATAHARI DIDEKATKAN DENGAN JARAK SATU MIL
Salah satu kedasyatan hari itu adalah didekatkannya matahari sejauh satu mil dari mereka, sehingga manusia berkeringat, bahkan ada yang tenggelam karena keringatnya, hal itu sesuai dengan amalan masing-masing ketika di dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga menjadi sejarak satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” [HR. Muslim, no. 2864]
GOLONGAN YANG AKAN MENDAPATKAN NAUNGAN ‘ARSY ALLAH TA’ALA
Pada hari yang sangat panas itu, Allah Ta’ala akan memberikan naungan kepada sebagian hamba pilihan-Nya. Tidak ada naungan pada hari itu kecuali naungan-Nya semata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata. (mereka adalah): 1. Imam (pemimpin) yang adil, 2. Pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya, 3. Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid, 4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, dimana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, 5. Dan seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik rupawan, lalu ia mengatakan: “Sungguh aku takut kepada Allah,” 6. Seseorang yang bershodaqoh lalu merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya, 7. Dan orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya.” [HR. Bukhari, no. 660 dan Muslim, no. 1031]
Golongan lain yang mendapatkan naungan Allah Ta’ala pada hari tersebut adalah orang yang memberi tangguhan kepada orang yang kesulitan membayar hutang kepadanya atau bahkan memutihkan (menganggap lunas) hutang tersebut. Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ عَنْهُ أَظَلَّهُ اللهُ فِي ظِلِّهِ
“Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada orang yang sedang kesulitan membayar hutang atau memutihkan hutang orang tersebut, niscaya Allah akan menaunginya dalam naungan Arsy-Nya (pada hari Kiamat).” [HR. Muslim, no. 3006]
PENUTUP DAN KESIMPULAN
Demikianlah pembaca yang semoga dirahmati Allah, sedikit pembahasan berkaitan dengan hari kebangkitan dan padang mahsyar yang mutlak harus kita yakini. Semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah taufiq dan pertolongan-Nya kepada kita untuk menjadi bagian dari golongan hamba-hamba Allah yang diberi naungan-Nya kelak pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
Ibnu ram
171016