Siroh: Pentingnya Belajar Siroh #2

Pentingnya Belajar Siroh Nabawiyah bagian Kedua

Pada edisi yang lalu telah kita sampaikan beberapa alasan pentingnya belajar siroh Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Dan pada edisi kali ini kita akan kembali mengupas alasan-alasan penting lainnya belajar siroh Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam yang diambil dari kitab “Al Isthifaau Min Sirotil Musthafa Shollallahu ‘Alaihi Wasallam”, karya dari Ustadz Doktor Abdul Aziz bin Ibrohim Al Umary hafidzohullahu ta’ala.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang idola

Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam adalah makhluk yang paling Allah cintai. Allah memilih beliau secara langsung dan mengembankan risalah Islam kepadanya untuk disampaikan kepada umat. Kecintaan kita kepada Allah dan kecintaan kita kepada beliau (Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam) akan dapat mendorong dan menggerakkan kita untuk mempelajari siroh Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.

Dan cinta kita kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam adalah salah satu bagian dari hak beliau yang wajib kita tunaikan. Dan tanda yang sebenarnya dari cinta kita kepada beliau adalah dengan mengikuti ajaran beliau, sebagaimana Allah berfirman :

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. [1]QS. Ali Imron: 31 (QS. Ali Imron: 31)

Adapun kita sebagai seorang Muslim maka idola kita, pemimpin kita, roll model kita adalah manusia terbaik yaitu Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Dan tidak dipungkiri bahwa orang-orang diluar Islam-pun mereka menjadikan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam sebagai manusia paling baik, paling unggul, paling menonjol dan paling berpengaruh.

Michael Hart, seorang ahli sejarah Amerika menyatakan dalam buku yang ia tulis [2]Dengan judul “The 100, A Ranking to The Most Influential People in History” mengatakan :

“Sesungguhnya aku telah memilih Muhammad sebagai orang pertama dalam urutan ini. Dan pasti pilihan ini akan mengejutkan kebanyakan orang dan itu adalah hak mereka. Akan tetapi Muhammad adalah satu-satunya orang yang benar-benar berhasil secara luar biasa, baik yang menyangkut bidang keagamaan maupun bidang keduniawian. Dia adalah sosok pemimpin yang mengajak kepada Islam dan menyebarluaskannya.

Jadilah Muhammad sebagai seorang pemimpin, seorang yang berpolitik, seorang prajurit dan seseorang yang beragama. Dan setelah 13 qurun dari wafatnya, sesungguhnya bekas ajaran Muhammad semakin kuat dan semakin baru (banyak yang masuk Islam).”

Gustav Lebon, Cendekiawan Perancis, [3]Dalam bukunya “Peradaban Islam dan Arab” juga mengatakan : 

“Jika aku ingin mengukur kehebatan tokoh-tokoh besar dengan karya-karya dan hasil kerjanya, maka harus saya katakan bahwa diantara seluruh tokoh sejarah itu, Nabi Islam (Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam) adalah manusia yang sangat agung dan ternama.”

Alasan lain kenapa harus belajar siroh Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.

Alasan lain yang mengharuskan seorang Muslim mempelajari siroh Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam adalah :

Pertama, dengan belajar siroh dapat mengetahui bahwa Allah memuliakan Nabi-Nya dan mengetahui kemuliaan Nabi atas yang lainnya.

Allah berfirman :

وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا مَا كُنتَ تَدْرِى مَا ٱلْكِتَٰبُ وَلَا ٱلْإِيمَٰنُ وَلَٰكِن جَعَلْنَٰهُ نُورًا نَّهْدِى بِهِۦ مَن نَّشَآءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِىٓ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ (٥٢) صِرَٰطِ ٱللَّهِ ٱلَّذِى لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ أَلَآ إِلَى ٱللَّهِ تَصِيرُ ٱلْأُمُورُ (٥٣)

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan.” [4]QS. Asy-syuro : 52-53 (QS. Asy-Syuro : 52-53)

Kedua, dengan mempelajari siroh dapat mengetahui umat-umat terdahulu yang berbeda-beda.

Selain dapat mengetahui umat-umat terdahulu yang berbeda-beda, dengan belajar siroh juga dapat mengetahui peraturan-peraturan yang menguasai dunia saat itu dan peraturan-peraturan yang berkuasa sebelum Islam. Baik secara politik, pemikiran, agama dan akhlak. Selain itu dengan mempelajari siroh kita akan mengetahui nikmat Islam bagi kehidupan manusia. Sebagaimana Umar bin Khattab rodhiyaallahu ’anhu berkata :

“Tidak akan mengenal Islam orang yang tidak mengenal apa itu perbuatan-perbuatan Jahiliyah”.

Ketiga, dengan mempelajari siroh berarti telah mempelajari sebuah kejujuran dan bukan kedustaan.

Kejujuran dan kebenaran kisah dan kenabian Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam terbukti dengan adanya penyebutan beliau pada umat-umat Nabi terdahulu.

Pada kisah Nabi Isa ‘alaihis salam, Allah berfirman :

وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًاۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ

“Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”[5]QS. As-Shaff : 6 (QS. As-Shaff : 6)

Sebagaimana juga dalam kisah Nabi Musa ‘alaihis salam, Allah berfirman :

اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang beruntung.[6]QS. Al-A’raf : 157 (QS. Al-A’raf : 157)

Sesungguhnya kabar dan sifat tentang Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam telah ada dan di ketahui beberapa qurun sebelum kelahiran beliau. Sebagaimana para ulama-ulama Ahlul Kitab mereka menunggu-nunggu kedatangannya. Dan di dalam kitab kaum Nashroni terdapat isyarat-isyarat yang kuat dan jelas akan keluarnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai Nabi akhir zaman.

Sumber dan referensi lainnya [7]Kitab “Al Isthifaau Min Sirotil Musthafa Shollallahu ‘Alaihi Wasallam“, karya dari Ustadz Doktor Abdul Aziz bin Ibrohim Al Umary hafidzohullahu ta’ala. Hal. 8 – 14.

Disusun oleh Ahmad Imron Al Fanghony

Artikel Alukhuwah.Com

Referensi

Referensi
1 QS. Ali Imron: 31
2 Dengan judul “The 100, A Ranking to The Most Influential People in History”
3 Dalam bukunya “Peradaban Islam dan Arab”
4 QS. Asy-syuro : 52-53
5 QS. As-Shaff : 6
6 QS. Al-A’raf : 157
7 Kitab “Al Isthifaau Min Sirotil Musthafa Shollallahu ‘Alaihi Wasallam“, karya dari Ustadz Doktor Abdul Aziz bin Ibrohim Al Umary hafidzohullahu ta’ala. Hal. 8 – 14.
Back to top button