Anugerah Terindah Bagi Umat Islam

Bismillah, alhamdulillahi robbil ‘alamin segala puji bagi Allah yang telah memberikan kenikmatan kepada kita semuanya, sehingga dengan segala kenikmatan tersebut kita dapat selalu menapaki kehidupan ini yang tentunya selalu dibawah naungan Al qur’an dan As sunnah di atas pemahaman salaful ummah.

Sholawat dan salam semoga selalu senantiasa tercurah kepada uswatun hasanah, qudwah sholihah serta suri tauladan ummah  rasulullah Muhammad  –shollollahu ‘alaihi wasallam-, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang mengikuti sunnah beliau hingga yaumul qiyamah.

Para pembaca yang budiman – semoga di rahmati Allah ta’ala – , tentunya kita tahu dan sadar bahwa kenikmatan yang kita rasakan dan kita dapatkan adalah anugerah dari Allah ta’ala, seperti halnya nikmat sehat, waktu luang dan berbagai kenikmatan yang kita dapatkan, semua nikmat tersebut adalah pemberian dari Allah ta’ala yang harus kita syukuri.

Surat Al-Maidah ayat 3

Kemudian di sana masih ada kenikmatan yang Allah berikan sebagai anugerah terbesar kepada manusia terkhusus bagi umat islam. Kenikmatan dan anugerah yang tidak semua orang mengetahuinya, tidak semua orang mensyukurinya kecuali sedikit dari mereka yang diberi taufiq oleh Allah. Kenikmatan dan anugerah tersebut adalah di turunkannya firman Allah:

” Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi islam sebagai agamamu “ (Q.S Al Maidah : 3)

Waktu & tempat turunnya surat Al-Maidah ayat 3

Ayat yang mulia ini turun di Arofah pada hari jum’at, pada saat Haji Akbar atau Haji Wada (haji perpisahan),  81 hari menjelang Rasulullah wafat.

Thoriq bin Syihab berkata : Seorang yahudi datang kepada Umar bin Khottob  dan berkata : “wahai amirul mu’minin, sesungguhnya kalian telah membaca satu ayat di kitab kalian ( Qur’an ) kalau seandainya turun kepada kami (orang yahudi) maka sungguh kami akan jadikan hari itu sebagai hari besar atau hari raya”. Maka Umar berkata : ayat apa itu? Yahudi tadi menjawab : yaitu firman Allah ta’ala (pada hari ini telah Aku sempurnakan agama ini bagi kalian……………) . Maka Umar mengatakan : Demi Allah aku tahu hari apa dan waktu kapan ayat ini turun kepada Rasulullah, yaitu turun di arofah dan pada hari jum’at.( HR. Imam Ahmad)

Dalam riwayat lain Umar mengatakan : sungguh aku telah mengetahui hari dan tempat dimana ayat ini turun, yaitu hari jum’at bertepatan dengan hari arofah. Dan keduanya (jum’at dan arofah) adalah hari raya kita alhamdulillah.

Dari riwayat diatas juga menunjukkan bahwa seorang yahudi itu pun mengakui bahwa agama islam adalah agama yang telah sempurna, kalau orang yahudi saja mengakui akan sempurnanya islam kenapa kaum muslimin sendiri malah membuat perkara baru (bid’ah)  dalam islam ? dengan menambah ataupun mengurangi syari’at agama islam.

Harun bin Antaroh dari bapaknya ia berkata : “tatkala turun firman Allah (pada hari ini telah Aku sempurnakan agama ini bagi kalian….) Ia berkata hari itu adalah hari haji akbar”

Ibnu Juraij dan yang lainya mengatakan : “Rasulullah wafat  81 hari setelah hari arofah” (Riwayat Thobroni dalam tafsirnya)

Surat Al-Maidah ayat 3 sebagi nikmat & anugerah terbesar

Al hafidz Ibnu Katsir menafsirkan ayat diatas :  “ Ayat ini merupakan nikmat dan anugerah terbesar yang Allah berikan kepada ummat ini, dimana Allah telah menyempurnakan agama ini bagi mereka, sehingga ummat islam tidak memerlukan dan tidak membutuhkan lagi agama selain islam…………”. (Tafsir Ibnu Katsir)

Dekimian karena agama islam adalah satu-satunya agama yang  diterima disisiNya dan Allah tidak akan menerima agama selainnya. Allah ta’ala berfirman :

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ ….  ١٩

“Sesungguhnya agama disisi Allah adalah Islam…………”. (Q.S Ali Imron : 19)

“Dan barangsiapa yang mencari agama selain agama islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi”  (Q.S Ali Imron : 85)

Maka wajiblah bagi kita untuk mensyukuri nikmat dan anugerah yang sangat besar ini, sebagai bentuk wujud ibadah dan keimanan kita kepada Allah ta’ala.

Ibnu Katsir meneruskan perkataannya didalam menafsirkan surat Al Maidah ayat 3 : “Dan ummat islam tidak membutuhkan nabi selain nabi mereka (Muhammad) oleh karena itu Allah menjadikan beliau sebagai penutup para nabi dan mengutusnya kepada dua golongan (manusia dan jin)………”. (Tafsir Ibnu Katsir)

Allah Ta’ala berfirman :

” Dan Muhammad itu bukanlah bapak dari salah seorang laki laki diantara kalian akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi, dan Allah mengetahui segala sesuatu” (Q.S Al Ahzab : 40)

Rasulullah juga bersabda :

لاَ نَبِيَّ بَعْدِيْ

” Tidak ada nabi sesudahku”  (H.R Bukhori, Muslim,Tirmidzi dll. )

Rasulullah juga bersabda bahwa : ” Sesungguhnya kerasulan dan kenabian telah terputus, maka tidak ada rasul setelahku dan juga tidak ada nabi setelahku”  (H.R Tirmidzi, beliau berkata : Hadits ini Hasan Shohih)

Berdasarkan ayat dan hadits tersebut di atas, nampak jelas akan  kebathilan dakwaan (pengakuan) orang-orang yang mengaku sebagai nabi atau rasul setelah Nabi Muhammad. Bahkan Rasulullah sendiri telah menegaskan dan mengkhabarkan di dalam hadits-hadits beliau yang shohih bahwa akan muncul dari umat ini kurang lebih 40 orang dajjal dan pendusta yang mereka semuanya mengaku sebagai nabi ataupun utusan Allah – wal’iyadzubillah-.

Selanjutnya Ibnu Katsir mengatakan : ” maka tidak ada hal (perkara) yang halal kecuali yang telah dihalalkannya dan tidak ada hal  yang haram kecuali yang telah diharamkannya, tidak ada agama kecuali yang telah disyari’atkannya dan seluruh yang dikhabarkannya adalah haq dan benar serta tidak ada dusta dan penyelewengan didalamnya”

 Sebagaimana firman Allah ta’ala :

“Dan telah sempurna firman tuhanmu (Al Qur’an) dengan benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui” (Q.S Al An’am : 115)

Oleh karena itu, tidak boleh bagi siapapun mengharamkan segala sesuatu yang dihalalkan Allah dan RasulNya, demikian juga tidak boleh seseorang menghalalkan segala sesuatu yang diharamkan Allah dan RasulNya.

Demikian juga, tidak boleh bagi siapapun membuat agama atau ajaran yang baru di dalam islam ini baik dengan menambah ataupun mengurangi, karena islam telah sempurna sehingga tidak perlu penambahan ataupun pengurangan, karena tidak ada agama kecuali yang telah disyari’atkan beliau.

Dan semua khabar dari beliau adalah haq dan benar adanya, sekalipun akal manusia tidak dapat menjangkaunya, karena tidaklah beliau berbicara karena hawa nafsunya sehingga ada penyelewengan bahkan kedustaan, akan tetapi beliau berbicara berdasarkan wahyu dari Allah.

Abdullah Ibnu Abbas berkata : Firman Allah “pada hari ini telah Aku sempurnakan agama ini bagi kalian…”, yang di maksud dengan agama ini adalah islam. Allah mengkhabarkan kepada nabiNya dan kaum mu’minin bahwasannya Ia telah menyempurnakan agama islam bagi mereka maka mereka tidak membutuhkan kepada penambahan selama-lamanya, Allah telah menyempurnakannya maka tidak akan lagi berkurang selama-lamanya, dan Allah telah meridhoinya dan tidak akan membencinya selama-lamanya.(HR. Thobroni  dalam tafsirnya)

Demikianlah anugerah terbesar yang Allah berikan kepada umat islam. Semoga dapat menjadikan kekuatan iman kita kepada Allah dan dapat istiqomah di atas manhaj yang haq, manhaj salaful ummah.

 Amiin!!!

{ Abu Faqih Ahmad Imron Al Fanghony }

Back to top button