Renungan di Penghujung Tahun
Banyak orang yang bergembira ria pada bulan ini, Desember 2016 M, bagaimana tidak? Sebentar lagi akan masuk tahun baru 2017 M. Padahal, disadari atau tidak, umurnya justru semakin berkurang dengan pergantian tahun tersebut. Sehingga, dengan itu, jatah hidupnya di dunia fana inipun akan berkurang dan semakin dekat kedatangan Sang Pemutus Kelezatan, yang tiada lain adalah kematian.
Tahun Baru Sarana Intropeksi Diri
Maraknya perayaan tahun baru dimasyarakat khususnya masyarakat perkotaan seringkali dirayakan dengan pesta kembang api, pentas, konser semalam suntuk, suasana hiruk pikuk manusia memadati jalan-jalan di hampir semua sudut kota maupun ditengah kota, pernak pernik tahun baru menghiasi serta diiringi dengan tiupan trompet. Momen ini bagi sebagian orang digunakan untuk meraup untung sebesar besarnya, diskon besar- besaran pun ditawarkan. Dan oleh sebagian yang lain, malam tahun baru merupakan kesempatan emas untuk belanja dengan harga murah dan kualitas yang bagus, dan ada juga yang memanfaatkan momen ini sebagai ajang untuk keliling melakukan konvoi dijalanan dan trek- trekan. Maka terlihat bahwa tahun baru merupakan momen untuk berpesta ria dan hura hura yang notabene merupakan adat kebiasaan barat yang diadopsi oleh umat Islam. Lalu sebenarnya bagaimanakah sikap seorang muslim terhadap perayaan tahun baru?
Tambah Tahun Tanda Usia Berkurang
Kenapa sebagian orang begitu girang dengan awal tahun? padahal kalau direnungkan lebih mendalam bahwa tambah tahun pertanda umur kita semakin pendek, kesempatan emas untuk beramal kebaikan berkurang. Begitulah yang dirasakan oleh orang orang sholeh terdahulu, mereka begitu sedih jika waktu berlalu tanpa amal sholeh sedangkan ajal semakin dekat dan akhirat belum pasti didapat,. Dahulu Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan, “Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, masa hidupku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.” Maka ada sebuah pertanyaan besar bagi kita semua, “Semakin bertambah usia kita, apakah amal kita bertambah atau malah dosakah yang bertambah??!” Maka pertanyaan ini hendaknya kita jadikan alat untuk muhasabah dan introspeksi diri kita masing-masing
Waktu Sangat Berharga
Sering kita mendengar isthilah time is money begitulah pendapat segelintir orang tentang waktu, Bagi mereka waktu merupakan peluang emas untuk meraih kebahagiaan dan keberuntungan didunia, seakan-akan mereka abadi didunia ini. Namun, bagi seorang muslim waktu adalah amanah dan harta yang sangat berharga yang harus diisi dengan lembaran-lembaran catatan amal dan prestasi didunia dan akhirat. Waktu baginya adalah hempasan napas yang terbatas dan hari hari yang dapat dihitung, jika waktu yang sedikit dan hanya sesaat itu bisa berbuah kebaikan, maka ia sangat beruntung, namun sebaliknya jika waktu disia-siakan dan dilalaikan, maka sungguh ia benar benar merugi, karena waktu yang berlalu tidak mungkin kembali selamanya, ia adalah pedang bermata dua bagi pemilik nya.
Hal yang menunjukkan bahwa waktu sangat berharga bagi seorang muslim adalah kelak diakhirat ia akan ditanya tentang waktu nya dimana dan untuk apa waktu tersebut dihabiskan, Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam Bersabda;
لَا تَزُولُ قَدَمُ اِبْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْئَلُ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِه فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اِكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
“Tidaklah beranjak kedua kaki seorang anak adam hingga ditanya mengenai lima perkara:(1) umurnya untuk apa ia dihabiskan (2) waktu mudanya untuk apa ia gunakan (3) hartanya dari mana ia peroleh dan(4) dia gunakan untuk apa (5)tentang ilmunya apakah ia amalkan )HR.Tirmidzi no 2416 dari sahabat ibnu mas’ud dan dihasan kan syaikh Albani)
Sungguh merayakan tahun baru dengan pesta pora dan menghambur hamburkan harta merupakan perkara menyia-nyiakan umur dan waktu apalagi merayakan tahun baru dengan perkara-perkara yang Allah murkai..yang semestinya kita sadari bahwa umur kita semakin pendek dan kesempatan amal sholeh semakin berkurang, maka hal ini akan menyadarkan kita akan pentingnya waktu.
Pergantian Tahun Merupakan Sarana Untuk Memperbaiki Diri
Hari berganti hari, tahun berganti tahun, tiada terasa waktu begitu cepat berlalu dan berganti. Jika kita membuka kembali lembaran lembaran kehidupan yang telah berlalu, seringkali kita dapati kesalahan yang kita lakukan dan kesempatan emas yang gagal kita raih, banyak amal sholih yang terlalaikan, banyak waktu yang di isi dengan hal hal yang sia sia, bahkan noda-noda hitam mengisi lembar kehidupan kita,Dengan bergantinya tahun, marilah kita mawas diri dan memperbaiki diri dengan merancang rencana kebaikan dan amal sholih dihari esok, guna meraih kesempatan amal sholih sebanyak-banyaknya sebagai tebusan terhadap kesalahan-kesalahan yang lalu. Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“wahai orang-orang beriman bertakwalah kepada Allah dan hedaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah pada Allah,sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan “( QS. Alhasr:18)
Nikmat pergantian tahun merupakan nikmat yang harus kita syukuri dengan mengisi hari esok dengan hal-hal bemanfaat dan berguna bagi dunia dan Akhirat. Percayalah bahwa Allah Maha Penyayang dan Pengampun terhadap hamba hamba-Nya. Selagi kita masih hidup, itu artinya kita masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dan bertobat atas kesalahan- kesalahan yang telah lalu.
Jadilah Orang Yang Beruntung
Nikmat pergantian tahun merupakan momen untuk intropeksi diri dari kekurangan dan ajang untuk menambah kualitas dan kuantitas amal kebaikan yang berguna bagi dunia dan akhirat kita karena kita sadar bahwa tujuan akhir kita adalah kampung akhirat yang kekal dan abadi. Bagi seorang muslim yang cerdas pergantian tahun dan umur merupakan alarm baginya yang selalu mengingat kan akan dekatnya kampung akhirat agar senatiasa bergegas dengan penuh semangat mengumpulkan bekal untuk bertemu Allah ta`ala, dan terus bersabar akan bala dan ujian didunia,
Orang yang beruntung adalah orang yang bawa bekal takwa dan amal sholih yang menjauhkan nya dari api neraka dan mendekatkannya dengn surga dan sebalik orang yang merugi adalah orang yang membawa bekal dosa dan maksiat yang menghantarkannya kejurang neraka
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasuka surge maka sunguh ia telah beruntung, sungguh kehidupan dunia adalah kesenangan yang menipu”(QS.Ali imran:185)
Dan rasulullah pernah ditanya siapakah orang yang paling baik oleh arab badui;
يَا رَسُولَ اللهِ، مَنْ خَيْرُ النَّاسِ ؟ قَالَ: ” مَنْ طَالَ عُمْرُهُ، وَحَسُنَ عَمَلُهُ ” قَالَ: فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ ؟ قَالَ: ” مَنْ طَالَ عُمْرُهُ، وَسَاءَ عَمَلُهُ “
“Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling baik?” Beliau menjawab: “orang yang panjang umurnya dan bagus amal kebaikannya” kemudian beliau ditanya lagi:”wahai rasulullah siapa orang paling buruk?”beliau menjawab: “orang pajang umurnya dan jelek amalnya” (HR.Ahmad,atTirmidzi,ath Thabarani,al Hakim, dan dishahihkan oleh A lbani dalam shahih Al jami` no.3297)
Jangan Jadi Orang Yang Rugi
Yang namanya penyesalan tidak datang diawal waktu, ia datang dipenghujung waktu banyak sekali contoh-contoh penyesalan karena menyia-nyiakan waktu yang digambarkan oleh Al-qur an bahkan inilah penyesalan ketika orang yang telah dicabut nyawanya ,ia ingin kembali kedunia ini untuk dipanjangkan umurnya supaya ia isi hari harinya dengan amal sholih, orang orang inilah yang penyesalan nya tiada arti kelak, Allah ta’ala Berfirman;
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka,dia berkata:”ya Tuhanku kembalikan lah aku (kedunia)agar aku berbuat amal yang sholih yang aku telah luput darinya.sekali kali tidak itu hanyalah ucapan belaka.dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitan’’ (QS. AlMu`minun : 99 – 100)
Kalau yakin umur kita berkurang dan ajal kita semakin dekat ,lantas apa gunanya merayakan pergantian tahun dengan hura-hura dan pesta pora ? sudahkah kita mempersiapka bekal? Sudah kah kita sadar akan keterpurukan dan ketertinggalan kita?.
Oleh : Abdurrohman