Yang Kau Rahasiakan

Yang Engkau Rahasiakan….. ?

 

Apapun yang dirahasiakan sesungguhnya Allah maha mengetahui, lagi maha melihat dan maha mendengar, lalu apakah yang kita rahasiakan ? amal baik kah ? atau bahkan amal buruk yang kita rahasiakan ?  sehingga seorang muslim harus paham bahwa apapun yang ia rahasiakan sesungguhnya ia akan memperoleh balasannya, sebagaimana nasehat nenek moyang kita “ Sopo nandur bakale ngunduh “ Siapa yang menanam pasti akan mememetik hasilnya. Allah Ta’ala berfirman :

 فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)

 

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 7-8)

 

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah Mengatakan, “Ayat ini memotivasi untuk beramal baik walau sedikit. Begitu pula menunjukkan ancaman bagi yang beramal jelek walau itu kecil.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 932).

 

Buah Amal Baik yang dirahasiakan.


          Allah Ta’ala berfirman di dalam surah Al Baqarah ayat 271:

إِن تُبْدُواْ الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاء فَهُوَ خَيْرٌ لُّكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّئَاتِكُمْ وَاللّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

 

Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Baqarah: 271)

Sebuah amal yang dirahasikan akan memberikan faedah kepada pelakunya, diantaranya adalah :

 

  1. Membantu untuk ikhlas hanya mengharap ridho Allah Ta’ala.

Sesuatu yang berat di dunia ini adalah ikhlas, kerena jiwa ini cenderung cinta kepada pujian dan sanjungan, Imam Sufyan Ats Tsauri berkata,”Tidaklah aku mengobati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.” Jami’ul ‘Ulum Wal Hikam (I/70). Yusuf bin Husain Ar Razi berkata,”Sesuatu yang paling sulit di dunia adalah ikhlas. Aku sudah bersungguh-sungguh untuk menghilangkan riya’ dari hatiku, seolah-olah timbul riya, dengan warna lain.” . Madarijus Salikin (II/96).

  1. Mendapat naungan di hari kiamat.

Tatkala disuatu hari yang sangat berat dan penuh dengan kesusahan seseorang sangat membutuhkan naungan Allah Ta’ala. Termasuk seseorang yang mendapatkan naungan Allah Ta’ala dihari kiamat adalah orang yang menyembunyikan amal sedekahnya, Rasulullah sholallahu alaihi wa sallam bersabda : “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya  … Dan seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya….” ( Al-Bukhari, no. 660 ).

Demikianlah setiap hari seseorang berkesempatan untuk menyembunyikan amalan yang berupa dzikir, istighfar, bacaan Al qur’an ,shalat malamnya dan amalan yang lainnya.
Balasan Amal  buruk yang dirahasiakan.

Sebuah hadist yang membuat hati ini merasakan rasa takut dan menjadi sebuah renungan agar amal kebaikan yang telah dibangun tidak runtuh dan sia – sia. Rasulullah Sholallahu alaihi wa sallam bersabda :

 

لأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا ، فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا ، قَالَ ثَوْبَانُ : يَا رَسُولَ اللهِ ، صِفْهُمْ لَنَا ، جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لاَ نَكُونَ مِنْهُمْ ، وَنَحْنُ لاَ نَعْلَمُ ، قَالَ : أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ ، وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ ، وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ ، وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللهِ انْتَهَكُوهَا ( رواه ابن ماجة )

 

Artinya : “ Sungguh aku mengetahui sebuah kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala kebaikan sebesar gunung tihamah yang putih akan tetapi Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran.Tsauban berkata : “ Wahai Rasulullah sifatkan sifat mereka kepada kami agar kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya. Beliau menjawab : Adapun mereka adalah saudara kalian, sama dengan kulit kalian, menghidupkan malam ( dengan ibadah ) sebagaimana kalian, akan tetapi mereka adalah suatu kaum yang apabila sendiri dalam kesunyian mereka menerjang larangan Allah ( HR. Ibnu Majjah : 4245, dishahihkan syaikh al-Albani dalam as-silsilah ash-shahihah, no : 505).

Hadist tersebut menunjukkan bahayanya seseorang yang terlihat seolah – olah sholeh dalam keramaian akan tetapi menerjang kemaksiatan – kemaksiatan dalam kesendirian dan kesunyian, sehingga bisa meruntuhkan pahala amal kebaikannya, dia seolah – olah menjadi musuh setan dalam keramaian akan tetapi menjadi temannya dalam kesendirian, yang mana hal tersebut karena mengandung unsur lebih takut kepada manusia dari kepada Allah, lebih memperhitungkan pengawasan manusia dari pada pengawasan Allah Ta’ala.

Maka hal ini menunjukkan keutamaan orang yang takut kepada Allah dalam keadaan sendirian, yang mana akan mendapatkan ampunan dan pahala yag besar.

Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ

 Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. ( Al- Mulk : 12 ).

Akan tetapi betapa banyak orang yang merasa diawasi oleh manusia, akan tetapi ia melupakan pengawasan Allah Ta’ala, seorang penyair berkata :

وإذا خلوت بريبة في ظلمة والنفس داعية إلى الطغيان

فاستحي من نظر الإله وقل لها إن الذي خلق الظلام يراني

Jika engkau sendirian dalam keraguan ditengah kegelapan malam Sedangkan hawa nafsu mengajak untuk berbuat melampaui batas Maka malulah dari penglihatan Allah dan katakan pada jiwa Sesungguhnya yang menciptakan kegelapan malam melihatku Maka tidaklah boleh seseorang meremehkan dan menganggap rendah pengawasan Zat Yang maha mendengar lagi maha melihat.

Sudah sepantasnya seorang mukmin berusaha untuk mencapai derajat ihsan dengan cara seolah – olah beribadah melihat Allah atau kalau tidak bisa maka ditanamkan dalam hati bahwasanya Allah melihat kita .

Semoga kita dikaruniakan rasa takut kepada Allah dalam keramaian dan kesendirian , sehingga bisa menghalangi kita dari berbuat kemaksiatan dan memperturutkan hawa nafsu. Amin.

 

Ustad Beni Setyawan Hanif.

Pesantren ”Al Ukhuwah” Joho Sukoharjo.

Senin, 27 Rajab 1438 H / 24 April 2017 M.
 

 

 

Back to top button