Dari Mata Turun Ke Hati

Dari Mata Turun Ke Hati

( Penyakit Ain / Mata )

 

 

إن الحمد لله… نحمده ونستعينه ونستغفره… ونعوذ بالله من شرور أنفسنا… ومن سيئات أعمالنا… من يهده الله فلا مضل له… ومن يضلل فلا هادي له…

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له… وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.

اللهم صل وسلم… وبارك وأنعم… على عبدك ورسولك محمد… وعلى آله وأصحابه… ومن تبعهم بإحسان إلى يوم  الدين, أما بعد:

 

Ayyuhal Ikhwan Wal Akhwat…Jama’ah yang semoga senantiasa dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala…

 

Di sore hari yang cerah ini, Kita bersyukur kepada Allah yang telah menggerakkan hati dan memudahkan langkah kita, untuk menghadiri majelis ilmu yang merupakan salah satu taman surga di dunia yang fana ini….

 

Semoga Allah membalas dengan balasan yang terbaik… kepada panitia kajian yang telah mencurahkan tenaga, waktu dan pikiran… sehingga kajian pada sore hari ini bisa terlaksana dengan baik….Jazakumullahu khairan katsira, wa Baarakallahu fiikum …

 

 

 

 

 

 

 

 

Muqoddimah

 

Dari mata turun ke hati …

 

Sebuah judul kajian , Apa kira – kira yang terbetik di hati temen – temen tentang judul tersebut ?….

 

Dari mata turun ke hati ….mungkinkah maknanya adalah… Jatuh cinta pada pandangan pertama ? Rasa cinta yang masuk ke dalam hati ? Ataukah bermakna lain ?….

 

Ikhwan dan Akhwat yang semoga dirohmati Allah Ta’ala….

 

 

Ketika kita merasakan sebuah keanehan

 

Diri ini pun merasa keheranan

 

Ada sebuah perasaan yang menjadi Tanda tanya ?

 

Apa yang telah terjadi pada diri saya ?

 

 

Seperti Itu lah…Terkadang kita merasakan sebuah keanehan pada diri kita atau orang lain, yang mungkin susah untuk  dianalisa, dan tidak masuk akal…Itulah… bisa jadi merupakan sebuah penyakit… yang dikenal dengan penyakit ain….

 

Apa sih yang dimaksud dengan penyakit A’in :

Penyakit ‘ain adalah sebuah penyakit, baik pada badan maupun jiwa, yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki ataupun kagum. Sehingga dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang yang terkena.
Sekilas ini terkesan mengada-ada, atau sulit diterima oleh akal, akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan… bahwa ‘ain adalah nyata dan ada.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

العين حقُ

“Pengaruh ‘ain (pengaruh  mata) itu benar-benar ada…( HR. Muslim)

 

Penyebab penyakit Ain :

Disebabkan oleh apa penyakit A’in itu ?….

Penyakit ‘Ain bisa terjadi karena dua sebab, bisa karena pandangan:

  1. Dengki/hasad

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

والعين نظر باستحسان مشوب بحسد من خبيث الطبع… يحصل للمنظور منه ضرر

“’Ain adalah pandangan menganggap indah disertai hasad yang berasal dari kejelekan tabiat, yang dapat menyebabkan orang yang dipandang itu tertimpa suatu bahaya.” [Fathul Bari, 10/200]

Sehingga kita berlindung kepada Allah dari pandangan mata orang hasad dan dengki…kita berdo’a dalam surat Al Falaq…( wa min syarri hasidin idzaa hasad : Dan aku berlindung dari kejahatan orang yang dengki apabila mendengki )….

Dengan sebab ini, perlu untuk kita ketahui, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Setiap yang memiliki kenikmatan pasti ada yang iri (dengki).” (Shahihul Jami’ 223).

Sehingga kita pun harus waspada dan berlindung kepada Allah Ta’ala…

Dan terkadang pandangan mata dapat mengenai sasaran hanya dengan pandangan yang tajam.” Pengaruh dari bahaya pandangan mata pun hampir mengenai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana firman-Nya,

وَإِن يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ

“Sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar al Qur’an dan mereka mengatakan ‘Sesungguhnya dia (Muhammad) benar-benar gila.” (Al Qalam [68]: 51)

 

  1. Takjub/kagum

Namun ternyata penyakit ain bukan hanya disebabkan oleh pandangan hasad dan dengki…akan tetapi  juga bisa disebabkan karena pandangan takjub dan kagum yang lupa tidak memuji Allah… ketika kagum lupa tidak mengucapkan maa sya Allah, Tabaarakallah…..

Beliau Ibnu Hajar rahimahullah juga menjelaskan :

وَأَنَّ الْعَيْنَ تَكُونُ مَعَ الْإِعْجَابِ وَلَوْ بِغَيْرِ حَسَدٍ… وَلَوْ مِنَ الرَّجُلِ الْمُحِبِّ وَمِنَ الرَّجُلِ الصَّالِحِ

“Bahwa ‘ain dapat terjadi bersama rasa takjub ( kagum ) walau tanpa adanya sifat iri, walau dari orang yang mencintai dan dari seorang yang shalih (tanpa disengaja).” [Fathul Baari, 10/205]

 

Sebuah penyakit sosial di masyarakat…

 

Yaitu Budaya senang memuji, menyanjung, dan kagum tanpa menyebut nama Allah, tanpa memuji Allah, ini adalah penyakit sosial….

Kalau kita kagum kepada saudara kita, ingin memuji, boleh pada asalnya… Tapi bukalah pujian dan kekaguman kita dengan memuji Allah….

Maa sya Allah, sekarang sudah sukses ya…maa sya Allah sudah berhasil yaa….Maa sya Allah cantik yaa….Maa sya Allah bagus yaa…itu yang harus kita lakukan….

Kenapa ?…..Karena Rasulullah sholallahu alaihi wa sallam bersabda : إن العين حق  … “ Sejatinya ain , pandangan kagum yang dapat mencelakakan orang itu nyata / benar adanya…( HR. Muslim ).

 

Ketika kita memandang dengan kagum, tanpa memuji  Allah, itu bisa mencelakakan objeknya, yang kita kagumi , yang kita sanjung tersebut bisa celaka…

 

Oleh karena itu Rasulullah sholallah alaihi wa sallam berpesan :

 

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ ، أَوْ مِنْ نَفْسِهِ ، أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ ، فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ

“Apabila seorang dari kalian melihat sesuatu dari saudaranya, atau melihat diri saudaranya, atau melihat hartanya yang menakjubkan, maka hendaklah ia mendoakan keberkahan untuk saudaranya tersebut, karena sesungguhnya penyakit ‘ain benar-benar ada.” [HR. Ahmad dari Abdullah bin ‘Amir, Ash-Shahihah, no. 2572]

 

Kata Rasulullah Sholallahu alaihi wa sallam : Falyubarik, maka hendaknya engkau mendoakan keberkahan untuknya, Baarakallahu fiik atau ucapkan maa sya Allah….kenapa ? فإن العين حق ( رواه مسلم )  : “ Karena pengaruh pandangan kagum itu nyata “…( pandangan mata kagum tanpa memuji nama Allah bisa membuat celaka objek yang dikagumi )…

 

 

Dan perlu kita ketahui Bahaya penyakit ain, yang Dijelaskan oleh Rasulullah sholallahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadist :

العين تدخل الرجل القبر، وتدخل الجمل القدر

(  رواه أبو نعيم في الحلية وابن عدي بإسناد حسن عن جابر رضي الله عنه)

 

“ Sejati pandangan mata ( yang tidak diiringi dengan tabrik ucapan Baarakallah fiik / maa sya Allah ), itu bisa menyebabkan orang tercebur ke dalam kuburnya ( Meninggal ), dan onta tercebur ke dalam pancinya “…

 

Bahkan lebih jauh dari itu, disebutkan dalam sebuah hadist :

ثلثي من في القبور من أمتي من العين

2/3 yang masuk kuburan dari umatku adalah karena penyakit ain

Dalam sebuah hadist yang lain :

( أكثر من يموت من أمتي بعد كتاب الله و قضائه و قدره بالأنفس ، [ يعني بالعين ] )
حسنه الألباني : السلسلة الصحيحة – الصفحة أو الرقم: 747
خلاصة الدرجة: إسناده حسن

 

“ Kabanyakan yang meninggal dari ummatku setelah ketentuan dan takdir Allah adalah karena penyakit ain “…

 

Mungkin Sebuah penyakit Awal mulanya , kronologinya adalah kerena diawali kekaguman, dikagumi tidak baca maa sya Allah, Baarakallahu fiik….

 

Para Ulama menjelaskan Bisa jadi, Mulailah yang terkena serangan jantung, yang kena gula, yang kena hipertensi, yang kena kanker….Awal mulanya adalah kekaguman…

 

Memang kata dokter, ini kanker pak …Kenapa kanker itu muncul ? Bisa jadi awal mulanya adalah kekaguman, yang tidak di iringi dengan maa sya Allah atau Baarakallah fiik….

 

Jadi Ini adalah penyakit sosial, Jangan budayakan kagum dan memuji tanpa diawali dengan mengucapkan Maasya Allah / Baarakallah fiik. Sebuah pertanyaan ?… Kenapa kita bisa kagum kepada seseorang ?… Tetapi lupa bahwasanya itu adalah karunia Allah. Yang pada hakikatnya Allah lah yang layak untuk dipuji , yang telah memberikan karunia tersebut…

 

Seharusnya kalau kita melihat ada yang mengagumkan kita, kita ucapkan maa sya Allah, Allah maha kuasa dalam menciptakan hal tersebut…Yang harus kita kagumi pertama kali adalah Allah Ta’ala….

 

Sebuah Peringatan :

Jangan sampai saudara kita celaka gara – gara kita, yaitu kita kagum, akhirnya Allah tidak rela ada sesuatu yang di kagumi selain Allah, Allah cabut yang anda kagumi tadi, sehingga yang kemarin di kagumi…oh sekarang kasihan dia, kemarin sangat cantik , sekarang jadi gitu rupanya… dia yang kamarin sukses, namun sekarang gagal hancur…dan selainnya…

 

 

Sebuah Solusi :

Ini adalah penyakit sosial, oleh karena itu kalau ada yang kagum dengan kita, jangan kita biarkan dia pergi, tangkap segera, minta dia ucapkan maa sya Allah, atau ucapkan Baarakallah, jangan menunggu anda celaka gara – gara kekaguman dia…

 

Dan kalau anda terlanjur memuji dan tidak mengucapkan maa sya Allah…segera doa kan baarakallah…wiiih pinternya… ucapkan baarakallah seharusnya ucapan tsb di depan, tapi kalau terlanjur dan ingat maka segera diucapkan….

 

Penyakit ‘ain bisa mengenai anak-anak

Anak dan bayi bisa terkena ‘ain, apalagi anak-anak dan bayi terkadang menggemaskan dan lucu…sehingga banyak yang kagum dan ia lupa membaca doa ketika kagum. Maka anak bisa terkena ‘ain.

Gejalanya… bisa berupa anak menanggis terus menerus tanpa henti, kemudian tidak mau menyusui tanpa sebab yang jelas dan ini terjadi tidak seperti biasanya.

Sebagaimana hadits Aisyah radhiallahu anha berkata,

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, فَسَمِعَ صَوْتَ صَبِيٍّ يَبْكِي, فَقَالَ مَا لِصَبِيِّكُمْ هَذَا يَبْكِي, فَهَلَّا اسْتَرْقَيْتُمْ لَهُ مِنْ الْعَيْنِ

“Suatu ketika Nabi masuk (rumahnya) kemudian mendengar bayi sedang menangis.Beliau berkata,”Mengapa bayi kalian menangis?Mengapa tidak kalian bacakan ruqyah-ruqyah (supaya sembuh) dari penyakit ‘ain?. (  Shahihul jami’ 988 no.5662 ).

 

Penyakit ‘ain pun bisa mengenai Barang – barang kita :

Sebuah Kisah yang di alami oleh seorang temen yang bekerja di Saudi arabia, karena dia bekerja sebagai seorang yang ahli AITI, sehingga gajinya lumayan, dan dia bisa kontrak rumah yang layak, punya kendaraan, dan rumahnya banyak fasilitasnya…

 

Suatu hari ada temannya yang datang berkunjung, dan kebetulan istri tamunya mudah memuji, mudah kagum, lisannya itu ringan sekali…wiiih kamu punya ini ya…wiih sekarang punya ini yaa, kamu punya mobil, punya kulkas yang besar, semua dipuji dengan wiih, wiih….dan seterusnya….

Tamunya pulang….lalu semua barang yang dirumahnya itu rusak, kulkas dia rusak, komputer dia rusak, jam tangan rusak, hp rusak, mobil, semua yang ada dirumah itu rusak…

Hal yang pertama kali ia servicekan adalah frizer, karena di situ banyak daging yang bisa jadi busuk, kata tukang service ini kurang Freon, diisi Freon…. Setelah diisi tidak juga jadi….

Akhirnya semua komponen yang ada di kulkas dia ganti baru, kecuali boknya / bodynya….Tapi ternyata kulkas tersebut tidak mau menyala….

 

Ketika dia sudah jenuh semuanya rusak, kemudian dia telpon seorang ustad….ustad…apa yang terjadi dengan keluarga saya, masak semua rusak dalam waktu yang sama, kalau rusak karena faktor umur, ini banyak barang yang baru kok, kenapa rusak secara bersamaan….

Kemudian ustad tersebut tanya : “ ada tamu yang datang ke rumah ? jawab : iya . Minggu yang lalu ada tamu Bersama keluarganya. Meraka memuji gak ? kagum dengan isi rumahmu tidak ? Dijawab : O iya ustad istrinya dikit-dikit muji.

Ya itu sebabnya…segara cari bekas apa saja, benda apa saja yang dia pegang yang belum di cuci, siram airnya, kemudian sisa siraman tadi siramkan ke peralatan yang rusak. Dia gak percaya, lha wong tukang service aja tidak bisa, ini malah disiram air, elektronik di siram air kan malah rusak.

Istrinya dengar, kemudian dia coba gagang pintu kamar mandi, kan tidak di cuci, kalau piring gelas sudah sepekan kan sudah di cuci semua. Kemudian ustad tersebut menyarankan tolong gagang pintu disiram dan tampung airnya, kemudian percikan ke peralatan elektronikmu yang rusak, lalu dipraktekan… mesin cuci yang awalnya mogok gak hidup dipercikan air tadi, lalu dicoba colakkan… langsung hidup.

Dia Mengatakan : maa sya Allah gak perlu service ya ternyata, akhir semua diperciki air tersebut dan hidup, yang rusak – rusak itu tadi hidup kembali, dan gak perlu ke tukang service…

Nasehat :

Itulah pengaruh kagum, Allah ketika murka ada yang anda kagumi selain Allah, ada yang anda puji, sedangkan anda tidak memuji Allah, maka Allah ingin buktikan bahwa yang anda kagumi itu tidak layak untuk di kagumi, yang lebih layak untuk dikagumi itu adalah Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga terpaksa banyak orang yang kemarin kagum, akan berbalik mengatakan subhanallahu…kasihan ya sekarang, kasihan ya dahulu secantik itu kemudian sekarang jadi jelek, dulu sangat kaya sekarang menjadi sangat miskin …..

 

Oleh karena itu ketika ada yang kagum jangan kita biarkan pergi, kita katakan : “ Paak…tolong ucapkan maa  sya Allah, Baarakallah, kalau ada kagum segera ucapkan, itu solusinya… Inilah yang disebut al ain , memang tidak logis,  ketika datang ke dokter tidak ada Analisa, ke insinyur juga tidak ada analisanya…Karena ini urusannya adalah percaya atau tidak….ini adalah iman…yang berbicara ini harus iman…sehingga kalau kita cari logikanya, analisanya, maka tidak akan kita temui….

 

Dan di Saudi sudah menjadi tradisi : biasanya ditempel stiker maa sya Allah, Tabaarakallah di mobil…jadi ketika ada seorang lihat mobilnya baca itu dulu, dirumah juga begitu, kalau kita masuk rumah – rumah yang bagus di Saudi itu, biasanya ditulis didepan pintu gerbangnya, maa sya Allah, Tabaarakallah, ukirannya seperti itu, karena itu perlu disosialisasikan…dan itulah caranya…Dan ketika ada yang memuji anak kita …hem lucu ya…kita ucapkan maa sya Allah, oooh rumah kamu bagus yaa..maasya Allah…kita usahakan selalu mengucapkan maasya Allah…kalau ada seseorang yang hasad sengaja memuji dengan tidak mengucapkan maasya Allah….maka kita yang mengucapkan maa sya Allah…

 

( INTI MATERI KAJIAN )

 

Fenomena Kekaguman Yang di Upload Di Medsos

Sebuah anugerah, rezeki, kelebihan yang telah Allah berikan, hendaknya kita menjaganya, yaitu dengan tidak sering “pamer” yang berlebihan, baik di dunia nyata maupun dunia maya, Sehingga alangkah baiknya adalah… TIDAK SERING upload foto atau video yang disertai rasa bangga dan kekaguman pada diri sendiri…

Hendaknya kita berhati-hati men-share foto atau video kita, keluarga kita atau anak kita di sosial media, karena penyakit ‘ain bisa terjadi melalui foto ataupun video. Meskipun tidak pasti setiap foto yang di-share terkena ‘ain, tetapi lebih baik kita berhati-hati, karena sosial media akan dilihat oleh banyak orang.

Tujuannya adalah Agar tidak mudah terkena penyakit ‘ain yang akan membahayakan diri dan keluarganya….

Sekilas ini terkesan mengada-ada atau sulit diterima oleh akal, akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa ‘ain adalah nyata dan ada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺍﻟﻌﻴﻦ ﺣﻖ

Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada…. ( HR. Muslim ).

Contoh kasus:

  • Foto anak yang lucu dan imut diposting di sosial media, kemudian bisa saja terkena ‘ain. Anak tersebut tiba-tiba sakit, nangis terus dan tidak berhenti, padahal sudah diperiksakan ke dokter dan tidak ada penyakit.

 

  • Bisa juga gejalanya tiba-tiba tidak mau menyusui sehingga kurus kering tanpa ada sebab penyakit.

 

Hal ini terjadi karena ada pandangan hasad kepada gambar itu, atau pandangan takjub. Dan PENTING diketahui bahwa penyakit ‘ain bisa muncul meskipun mata pelakunya tidak berniat membahayakannya ( yaitu ia takjub dan kagum).

 

Jadi Penyakit ‘ain bisa melalui gambar atau video

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan,

ﻭﻧﻔﺲ ﺍﻟﻌﺎﺋﻦ ﻻ ﻳﺘﻮﻗﻒ ﺗﺄﺛﻴﺮﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﺅﻳﺔ ، ﺑﻞ ﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﻋﻤﻰ ﻓﻴﻮﺻﻒ ﻟﻪ ﺍﻟﺸﻲﺀ, ﻓﺘﺆﺛﺮ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺮﻩ ، ﻭﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺎﺋﻨﻴﻦ ﻳﺆﺛﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ ﺑﺎﻟﻮﺻﻒ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺭﺅﻳﺔ

”Jiwa orang yang menjadi penyebab ‘ain bisa saja menimbulkan penyakit ‘ain tanpa harus dengan melihat. Bahkan terkadang ada orang buta, kemudian diceritakan tentang sesuatu kepadanya, jiwanya bisa menimbulkan penyakit ‘ain, meskipun dia tidak melihatnya. Ada banyak penyebab ‘ain yang bisa menjadi sebab terjadinya ‘ain, yaitu hanya dengan cerita saja tanpa melihat langsung”. ( Zadul Ma’ad 4/149 ).

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menjelaskan,

ﻭﺑﻬﺬﺍ ﻳﺘﺒﻴﻦ ﺃﻥ ﺍﻟﻌﺎﺋﻦ ﻗﺪ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺻﻮﺭﺓ ﺍﻟﺸﺨﺺ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ ﺃﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻠﻔﺎﺯ ، ﻭﻗﺪ ﻳﺴﻤﻊ ﺃﻭﺻﺎﻓﻪ ﻓﻴﺼﻴﺒﻪ ﺑﻌﻴﻨﻪ ، ﻧﺴﺄﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺴﻼﻣﺔ ﻭﺍﻟﻌﺎﻓﻴﺔ

“Oleh karena itu, jelaslah bahwa penyebab ‘ain bisa jadi ketika melihat gambar seseorang atau melalui televisi, atau terkadang hanya mendengar ciri-cirinya, kemudian orang itu terkena ‘ain. Kita memohon keselamatan dan kesehatan kepada Allah.” ( Fatwa Al Islam Sual wal Jawab no. 122272 ).

 

Sisi Lain Terlalu sering mengupload foto Secara berlebihan :

Ini juga bisa menimbulkan kerugian  bagi yang melihat orang yang sering pamer tersebut…..Apa kerugian bagi orang yang melihat ?…

  1. Menimbulkan dengki / hasad

Sebenarnya orang tersebut awalnya tidak hasad/dengki, akan tetapi karena sering melihat yang pamer, ia akan menjadi hasad. Ini adalah penyakit hati berat, yang membuat meradang. Pandang mata hasad yang dipenuhi kedengkian yang bisa mencelakakan objek yang dipandang.

  1. Menimbulkan kagum lalu membuat lupa bersyukur akan keadaan hidupnya….

Mungkin dia tidak akan hasad dan iri pada orang yang pamer tersebut…

Akan tetapi karena sering dipamerkan dan IA SERING MELIHAT TERUS SESUATU YANG SEMPURNA, bisa jadi ia tidak bersyukur dengan kehidupan yang ia alami…karena dia sering melihat ke atas ( melihat kehidupan dunia saudaranya yang berada di atasnya )…Dan ia jarang melihat kebawah ( melihat kehidupan dunia saudaranya yang  berada di bawahnya :

Rasulullah sholalllahu alaihi wa sallam telah memberikan sebuah pesan :

 

انظروا إلى من أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم فهو أجدر ألا تزدروا نعمة الله عليكم .

 

“ Lihatlah keadaan hidup orang yang berada dibawah kalian, dan janganlah melihat keadaan hidup orang yang berada diatas kalian, supaya kalian ( bersyukur ) tidak meremehkan nikmat Allah “. ( HR. At- Tirmidzi ).

Demikianlah bahaya sering pamer bagi diri sendiri dan orang lain, yang berpotensi menimbulkan penyakit ‘ain dan membuat orang susah untuk bersyukur….

 

Cara mencegah penyakit ‘ain pada diri dan anak kita :

Sebuah pertanyaan : Bagaimana cara mencegah penyakit ain pada diri dan keluarga kita ?….

Berlindung kepada Allah ta’ala adalah pencegahan terbaik dari penyakit ‘ain

1.Sering-sering membacakan doa perlindungan kepada anak. Doa tersebut adalah do’a yang biasa diucapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta perlindungan untuk Hasan dan Husain, yaitu:

 

أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

“Aku berlindung kepada Allah untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala syaitan, binatang yang berbisa dan pandangan mata yang jahat. ( HR Abu Daud ).

 

Atau dengan doa,

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.” (HR. Muslim 6818).

 

2.jangan terlalu sering menceritakan atau membangga-banggakan diri kita atau anak kita pada orang lain

 

Kesalahan-Kesalahan Dalam Penjagaan dari Bahaya ‘Ain :

Memang bayi sangat rentan baik dari bahaya ‘ain ataupun gangguan setan lainnya. Terdapat beberapa kesalahan yang biasa terjadi dalam menjaga anak dari gangguan tersebut karena tidak berdasarkan pada nash syari’at. Diantara kesalahan-kesalahan tersebut adalah:

  1. Menaruh gunting di bawah bantal sang bayi dengan keyakinan itu akan menjaganya. Sungguh ini termasuk kesyirikan karena menggantungkan sesuatu pada yang tidak dapat memberi manfaat atau menolak bahaya.
  2. Mengalungkan anak dengan ajimat, mantra dan sebagainya. Ini juga termasuk perbuatan syirik dan hanya akan melemahkan sang anak dan orang tua karena berlindung pada sesuatu selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
  3. Demikian pula mendatangi dukun untuk mengobati penyakit ’ain termasuk syirik dan kufur kepada Allah ta’ala,

Kunci utama agar terjauhkan dari ‘ain adalah mendekatkan diri pada Allah dengan tawakkal kepada-Nya, juga selalu rutinkan dzikir setiap harinya agar diri dan anak kita selamat dari orang yang hasad (dengki). Hanya kepada Allah tepat berlindung….

Obat dari penyakit A’in :

Kalau Penyakit A’in sudah terlanjur menimpa seseorang :

Pada asalnya penyakit itu ada obatnya :

وَفِي مُسْنَدِ الْإِمَامِ أَحْمَدَ مِنْ حَدِيثِ أُسَامَةَ بْنِ شَرِيكٍ عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ : إِنَّ اللَّهَ لَمْ يُنْزِلْ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً ، عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ…

وَفِي لَفْظٍ : إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهُ شِفَاءً ، أَوْ دَوَاءً ، إِلَّا دَاءً وَاحِدًا ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا هُوَ ؟ قَالَ : الْهَرَمُ قَالَ التِّرْمِذِيُّ : هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ …

 

 

Jika sudah terkena penyakit A’in maka bisa menempuh cara berikut :

– Jika orang yang mengenai ‘ain diketahui :

Maka ia diminta untuk mandi atau berwudhu kemudian air bekas orang tadi digunakan untuk mandi/disiram atau di basuh pada orang yang terkena ‘ain.

Sebagaimana dalam kisah hadits mengenai Sahl bin Hunaif yang terkena ‘ain maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada pelakunya,

اغتسل له

          “Mandilah untuknya !”…( HR. Ahmad, shahih ).

 

Bisa juga dengan wudhu, jika pelakunya tidak memungkinkan mandi,

Dari ‘Aisyah radliallaahu ‘anha ia berkata,

عن عائشة رضى الله تعالى عنها قالت كان يؤمر العائن فيتوضأ ثم يغتسل منه المعين

“Orang yang melakukan ‘Ain diperintahkan agar berwudlu kemudian orang yang terkena ‘Ain mandi dari air (bekas wudlu tadi)” ( HR. Abu Dawud, shahih ).

Cara pengobatan seperti ini adalah ketetapan syari’at dan sesuai dengan tabiat, harus diyakini kebenarannya walau pun banyak dokter tidak memahaminya, dan orang yang mengingkarinya tidak akan mendapatkan manfaat darinya.

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

هَذِهِ الْكَيْفِيَّةُ لَا يَنْتَفِعُ بِهَا مَنْ أَنْكَرَهَا وَلَا مَنْ سَخِرَ مِنْهَا وَلَا مَنْ شَكَّ فِيهَا أَوْ فَعَلَهَا مُجَرِّبًا غَيْرَ مُعْتَقِدٍ

“Cara pengobatan ini tidak akan dapat mengambil manfaatnya orang yang mengingkarinya (tidak percaya), orang yang memperolok-oloknya, orang yang meragukannya atau yang melakukannya sekedar coba-coba tanpa meyakini.” [Fathul Baari. 10/205]

Jika yang mengenai ain tidak di ketahui ?….

Maka dengan meruqyah orang yang terkena penyakit A’in….

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

لاَ رُقْيَةَ إِلاَّ مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمَة

“Tidak ada ruqyah (yang lebih bermanfaat) kecuali untuk penyakit ‘ain atau penyakit yang diakibatkan sengatan binatang berbisa.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallahu’anhu]

–menaruh tangan ke atas kepala penderita ‘Ain kemudian membaca doa

بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ, مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ, أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ, اللهُ يَشْفِيْكَ بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ

“Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari setiap sesuatu yang menyakitimu, dan dari kejelekan setiap jiwa, atau mata yang dengki. Allah-lah yang menyembuhkanmu. Dengan nama Allah aku meruqyahmu” ( HR. Muslim no. 2186 ).

Atau doa,

بِسْمِ اللهِ يُبْرِيْكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيْكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ وَمِنْ شَرِّ ذِيْ عَيْنٍ

          “Dengan nama Allah, mudah-mudahan Dia membebaskanmu, dari setiap penyakit, mudah-mudahan Dia akan menyembuhkanmu, melindungimu dari kejahatan orang dengki jika dia mendengki dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai ‘Ain (mata dengki)”( HR. Muslim no 2185).

– meruqyah dengan membaca surat  Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas

Dan doa-doa shahih yang lainnya.

 

PENUTUP KAJIAN

 

Perlulah kita selalu mengingat, bahwa sekalipun kita mengetahui bahaya ‘ain memiliki pengaruh sangat besar dan berbahaya, namun tidaklah semua dapat terjadi kecuali dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala…dan telah Allah ta’ala takdirkan. Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

وَالْمَعْنَى أَنَّ الَّذِي يُصِيبُ مِنَ الضَّرَرِ بِالْعَادَةِ عِنْدَ نَظَرِ النَّاظِرِ إِنَّمَا هُوَ بِقَدَرِ اللَّهِ السَّابِقِ لَا بِشَيْءٍ يُحْدِثُهُ النَّاظِرُ فِي الْمَنْظُورِ

“Maknanya bahwa orang yang tertimpa bahaya karena sesuatu yang telah Allah ta’ala tetapkan ketika seseorang memandangnya, hakikatnya terjadi dengan takdir Allah ta’ala yang telah ditetapkan sebelumnya, bukan sesuatu yang baru saja diciptakan oleh orang yang memandang terhadap yang dipandang.” [Fathul Baari, 10/203]

Dan kita sebagai orang Islam tidaklah berlebihan dalam segala sesuatu. Termasuk dalam masalah ‘ain ini, maka seseorang tidak boleh berlebihan dengan menganggap semua kejadian buruk berasal dari ‘ain, dan juga tidak boleh seseorang menganggap remeh dengan tidak mempercayai adanya pengaruh ‘ain sama sekali dengan menganggapnya tidak masuk akal.

Ini termasuk pengingkaran terhadap hadits-hadits shahih Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Sikap yang terbaik bagi seorang muslim adalah berada di pertengahan, yaitu mempercayai pengaruh buruk ‘ain dengan tidak berlebihan sesuai dengan apa yang dikhabarkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wallahu a’lam.

 

Semoga Allah Menjaga kita dan keluarga kita dari penyakit ain yang sangat membahayakan kehidupan kita….Amin.

 

 

Sebagai penutup :

 

 

Saya sangat berterimakasih sekali kepada temen-temen panitia kajian inspirasi, formaiska dan elemen lainnya, berkat jeri payah sehingga kajian Inspirasi bisa terlaksana di masjid yang kita cintai ini, masjid Agung karanganyar. Jazakumullahu khoiron katsira. Semoga Allah yang membalas dengan balasan yang terbaik. Amin.

 

Terakhir, Semoga kita mendapatkan taufiq dan bimbingan Allah dalam meniti jalan menuntut ilmu syar’i, dengan harapan semoga kita semua diberikan istiqomah diatas jalan hidayah sampai akhir hayat kelak. Amin.

 

 

Sumber : Rekaman ceramah Ustad Muhammad Arifin Badri, beberapa artikel ( Dengan beberapa tambahan dan pengurangan ).

 

 

 

 

 

 

 

Back to top button