Hakikat Kehidupan
HAKIKAT KEHIDUPAN
Masa kecil penuh dengan kegembiraan , keceriaan, wajah riang, penuh senyum dan berseri – seri ,tidak terlihat ada beban pada diri anak kecil, berbeda dengan orang yang sudah mengijak usia dewasa yang sudah mulai matang berpikir, merenungi akan hakikat hidup untuk apa ia diciptakan dan apakah amanah dan tanggung jawab yang harus dipikul.
Terkadang terbetik dalam hati suatu pertanyaan, apakah manusia diciptakan sekedar untuk makan, minum, bekerja dan bersenang- senang menikmati keindahan dunia, kemudian meninggal dan dibiarkan begitu saja, tidak ditanya apa yang diperbuat didunia …?. Sebuah renungan dari ayat Al Qur’an yang menjelaskan akan hakikat hidup di dunia yang semoga menyadarkan seseorang dari kelalaian dan tidur panjang.
Allah Ta’ala berfirman :
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
Artinya : “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? “( Al – Qiyamah : 36 ).
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
Artinya : “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” ( Al – Mukminun : 115 ).
Syaikh Abdurrahman As- Sa’di berkata dalam menjelaskan ayat diatas : “ Apakah kalian wahai manusia mengira bahwasanya kami menciptakan kamu secara main – main ( saja ) sekedar untuk makan, minum, bersenang – senang menikmati kenikmatan dunia, dan kami tinggalkan, tidak diperintah, dilarang, diberi pahala dan di adzab ?. (Tafsir As- Sa’di : 560).
Oleh karena itu sebuah pertanyaan yang terbetik dalam hati yaitu apakah makna hakikat kehidupan ?, Untuk apa tujuan penciptaan alam semesta bersama isinya ?. Sebuah ayat yang memberikan jawaban, Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. ( Adz- Dzaariyaat : 56 ).
Ayat diatas menunjukkan bahwa tujuan hidup adalah untuk ibadah, mengabdi dan mencari keridhoan Allah yang akan menghantarkan kepada kebahagiaan hidup dunia dan di akhirat, maka seharusnya seorang mukmin mencurahkan segala apa yang dimiliki untuk mencari keridhoan Allah Ta’ala, inilah yang menjadi prinsip hidup seorang mukmin. Allah Ta’ala berfirman :
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya : “Katakanlah: sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. ( Al – An’am : 162 ).
Allah Ta’ala juga berfirman :
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Artinya : ““(Allah-lah) yang menciptakan kematian dan kehidupan supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalannya. Dia adalah Al ‘Aziz (Maha Perkasa) Al Ghafur (Maha Pengampun).” [QS Al Mulk: 2].
Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata : “ Yang lebih baik amalannya adalah amalan yang paling ikhlas dan paling benar “. Beliau juga berkata : “ Suatu amalan tidak akan diterima ( oleh Allah ) sampai amalan itu dilakukan dengan ikhlas dan benar. Yang dimaksudkan dengan ikhlas adalah yang hanya dikerjakan karena Allah, dan amalan yang benar adalah yang sesuai dengan sunnah “ . ( Tafsir Al Baghawi : 8/ 176 ).
Semoga kita bisa memahami hakikat hidup, sehingga bersemangat mencari bekal untuk suatu kehidupan yang panjang. Allahumma Amin.
Ustad Beni Setyawan Hanif.
Pesantren ”Al Ukhuwah” Joho Sukoharjo,
Senin, 24 Dzulhijjah 1437 H / 26 September 2016 M.