Dauroh Pembinaan Asatidzah dan Pegawai “Kita Semua adalah Pendidik”

“Kita Semua Adalah Pendidik”

Rangkuman dari Dauroh Pembinaan Asatidzah dan Pegawai di Ponpes Al Ukhuwah Sukoharjo.

Pengisi

  1. Ustadz Aris Sugiyantoro
  2. Syaikh Dr. Ahmad bin Ismail Al Mishry

A. Muqaddimah

Pengisi: Ustadz Mukhlis Abu Sa’id
Masul kepegawaian ponpes Al Ukhuwah Sukoharjo.

  1. Atas kedatangan dan perhatian para Asatidzah dan pegawai pada dauroh ini kami ucapkan Jazakumullahu khoiron. Semoga Allah membalas kebaikan dan niat kita dengan pahala yang besar dan dapat bermanfaat bagi kita di yaumul hisab.
  2. Hendaknya para Asatidzah dan pegawai untuk memanfaatkan kesempatan berada di pondok dengan sebaik-baiknya dalam rangka membina dan melayani para pemuda (santri).
  3. Hendaknya para Asatidzah dan pegawai selalu mengikuti arahan-arahan dan tugas para masul dan dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
  4. Hendaknya para Asatidzah dan pegawai selalu mengikuti kajian-kajian dalam rangka peningkatan kualitas keilmuan yang diadakan di pondok.

B. Materi pertama

Pengisi: Ustadz Aris Sugiyantoro
Mudir ponpes Al Ukhuwah Sukoharjo

Sepuluh (10) Manhaj Tarbiyah Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin.

1. Pendidik adalah orang yang menjalankan tugas dengan misi pendidikan dan pendidik yang terbaik adalah pendidik yang berilmu.

Oleh karena itu para ulama adalah para pendidik terbaik. Allah Ta’ala berfirman berfirman :

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ

“Tidak layak bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Kitab, hikmah, dan kenabian, lantas ia mengatakan kepada manusia, ‘Jadilah kalian penyembahku, bukan penyembah Allah.’ Akan tetapi, harusnya ia mengatakan, ‘Jadilah kalian orang-orang Rabbani karena kalian selalu mengajarkan Kitab dan senantiasa mempelajarinya.” (Ali-‘Imran : 79)[1]QS. Ali-‘Imran : 79

2. Pendidik adalah seorang yang mengajari manusia hal-hal yang mendasar, sebelum yang rumit.

Al Imam Bukhari berkata :

الرَّبَّانِيُّ الَّذِيْ يُرَبِّي النَّاسَ بِصِغَارِ العِلْمِ قَبْلَ كِبَارِهِ

”Ar-Rabbani (seorang pendidik) adalah seorang yang mengajari manusia hal-hal yang mendasar, sebelum mengajari mereka dengan berbagai hal yang rumit; ilmu yang besar.”

3. Hendaknya seorang Muslim selalu mengikuti para ulama yang robbani. Karena mengikuti mereka itu sebuah keberuntungan.

4. Keutamaan mengikuti kisah para ulama robbani, diantaranya :

  • Membangkitkan semangat dan menguatkan tekad di dalam hati orang yang berilmu dan para pendidik.
  • Mendoakan mereka dan mengenal juhud dan ilmu mereka.
  • Memperhatikan betapa besar nikmat Allah dengan menjadikan mereka sebagai ulama dalam menolong agama.
  • Dapat menunaikan kewajiban terhadap para ulama dengan menyebarkan ilmu dan mengajarkan apa yang mereka ajarkan.
  • Dapat mengetahui adab mereka. Imam Abu Hanifah berkata : “Menceritakan tentang ulama lebih aku cintai dari pada mempelajari banyak bab dalam fiqih karena itu intisari adab-adab mereka.”
  • Akan menjadikan hati menjadi baik dan hidup.
  • Seseorang akan mengetahui kemampuan dirinya sendiri.
  • Dapat mencintai orang sholih, berilmu dan bangga dengan mereka.
  • Dapat mengambil kesimpulan pengalaman ilmiyah para ulama.

5. Tentang Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin :

A. Metode Syaikh Al-Utsaimin dalam mengajar.

Menggunakan cara mengajar yang mudah, menyuruh muridnya menghafalkan matan, menanyakan pelajaran sebelumnya, mendiskusikan pelajaran, memberikan tugas, tidak memaksakan pendapat kepada muridnya, melatih murid untuk berbicara dihadapan Syaikh, memberikan kewenangan murid senior untuk mengajar, menekankan kepada murid agar mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.

B. Muamalah Syaikh Al-Utsaimin dengan para Murid

Bermuamalah sebagaimana muamalah bapak kepada anak-anaknya, sangat perhatian terhadap murid-muridnya, bersikap terbuka, bersikap adil dalam memberikan nilai, suka memberikan penghargaan, memberikan contoh dalam merealisasikan ilmu dan adab.

C. Syaikh Ali Hasan Al Halaby rohimahullahu berkata tentang Syaikh Al-Utsaimin

Beliau mengatakan:

كَلَامُهُ تَأْلِيْفٌ وإِلْقَائُهُ تَصْنِيْفٌ

“Ucapan dan penyampaian ilmu beliau itu bisa dijadikan sebagaimana tulisan dan karangan ilmiyah.”

D. Syaikh Al Utsaimin tidak suka pendapat beliau dibenturkan dengan pendapat para ulama yang lainnya.

Karena semuanya akan dipertanggungjawabkan dan beliau suka menyampaikan firman Allah :

وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَآ أَجَبْتُمُ ٱلْمُرْسَلِينَ

“Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: “Apakah jawabanmu kepada para rasul?” (Al-Qashash : 65)[2]QS. Al-Qashash : 65

E. Sebaiknya murid yang baru belajar, mengikuti pendapat guru dalam berbagai masalah. Sebagaimana Syaikh Utsaimin diawal-awal belajar mengikuti pendapat guru beliau Syaikh As-sa’di.

F. Murid itu bisa dikatakan mendapat istifadah (mengambil faidah) dari guru di dalam belajar.

Murid itu bisa dikatakan mendapat istifadah (mengambil faidah) dari guru di dalam belajar adalah adanya perubahan sang murid kepada kebaikan. Misalnya menjadi lebih baik, menjadi lebih semangat, menjadi lebih berilmu dll.

C. Materi kedua

Pengisi: Syaikh Dr. Ahmad bin Ismail Al Mishry
Muqri’ dan peneliti kitab-kitab

Kateristik pendidik

Poin-poin penting di dalam dunia pendidikan

1. Pertama adalah Niat

Niat adalah syarat sahnya amal, seseorang diberi pahala atau tidak, itu semua tergantung dari niat, baik dan tidaknya amal seseorang juga tergantung niat. Perbarui terus niat dalam mendidik. Dalil akan hal ini adalah hadits niat.

عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)[3]HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits

2. Kedua adalah Amanah

Amanah dalam hal pendidikan, amanah terhadap anak didik, amanah dalam hal tugas dan beban. Amanah adalah perkara yang besar dan agung serta banyak pahalanya. Diantara bentuk amanah adalah memperhatikan kondisi anak didik yang memiliki berbagai macam kemampuan, menasihati mereka, memahamkan ilmu kepada mereka. Amanah bukanlah perkara sepele, Allah memerintahkan agar amanah ditunaikan kepada ahlinya. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya” (An Nisa’: 58)[4]QS. An Nisa’: 58

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ

“Tunaikanlah amanat kepada orang yang menitipkan amanat padamu.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, hasan shahih)

3. Ketiga adalah Nasihat

Nasihat bukan hanya untuk para pendidik tapi juga untuk keumuman kaum Muslimin. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلّٰهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ

“Agama itu nasihat”. Kami pun bertanya, “Hak siapa (nasihat itu)?”. Beliau menjawab, “Nasihat itu adalah hak Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemerintah kaum muslimin dan rakyatnya ; kaum muslimin”. (HR. Muslim)[5]HR. Muslim

Nasihat hendaknya ditujukan untuk diri sendiri terlebih dahulu agar Istiqomah dalam beramal dan mencegat diri dari kemungkaran lalu nasihati para murid agar cinta kepada ilmu, cinta beramal sholih dan seterusnya. Nasihat yang keluar dari hati yang jujur akan sampai kepada orang yang diberi nasihat dengan baik. Perkataan yang menggabungkan antara amanah dan nasihat adalah perkataan yang baik, akarnya kuat, buahnya segar, daunnya terus bersemi.

4. Keempat adalah Mencintai Pekerjaan

Jika seseorang tidak mencintai pekerjaan maka akan menghasilkan hasil pekerjaan yang tidak baik. Namun jika masing-masing orang mencintai pekerjaan apapun pekerjaannya selama itu baik dan halal, maka akan menghasilkan pekerjaan yang maksimal dan hasil yang baik bahkan akan menghasilkan suatu kemahiran. Allah berfirman :

وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan Katakanlah : “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah : 105)[6]QS. At-Taubah : 105

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ

“Beramallah kalian! Sebab semuanya telah dimudahkan terhadap apa yang diciptakan untuknya…” (HR. Bukhari) [7]HR. Bukhari

Mencintai pekerjaan akan memunculkan inovasi dalam pekerjaan, semangat dalam menjalankannya dan kebaikan-kebaikan lainnya.

5. Kelima adalah Bersabar

Setiap amalan akan ada kesulitan dan rasa lelah maka hal ini membutuhkan kesabaran. Dan untuk mendukung kesabaran adalah dengan mengingat keutamaan sabar. Diantaranya Allah berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu akan disempurnakan balasan pahala mereka tanpa ada perhitungan” (Az-Zumar : 10)[8]QS. Az-Zumar : 10

Allah juga berfirman :

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar“. (Ali Imran : 146) [9]QS. Ali Imran : 146

6. Keenam adalah Komitmen dan Disiplin dalam Peraturan

Dari mana ini diambil ?? Hal ini diambil dalilnya dari penentuan sholat yang sudah ditetapkan waktunya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu/wajib yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (An Nisa’ : 103) [10]QS. An Nisa’ : 103

Demikian pula diambil dari ibadah-ibadah yang lainnya seperti zakat, haji, puasa dan lainnya yang sudah diatur waktu dan ukurannya. Maka hendaknya seorang Muslim mengambil faidah dalam masalah ini dalam hal berkomitmen dan disiplin dalam peraturan.

Demikian pula ini diambil dari contoh para ulama dalam mengajar dimana mereka mengajarkan matan terlebih dahulu, mengajarkan yang ringan dahulu dll.

7. Ketujuh adalah Meninggalkan Kenangan yang Baik / Pengaruh yang Baik

Meninggal pengaruh baik dalam pendidikan akan menjadikan orang-orang yang melihatnya atau yang meneruskan pengajarannya menjadi semakin senang bahkan dari para peserta didik itu sendiri.
Dan hal ini telah dicontohkan oleh Al Imam Bukhari dalam penyusunan kitab beliau yang penuh dengan pengaruh baik. Orang-orang yang mencintai beliau akan bertambah senang dan cinta serta kagum dan hal ini disebabkan karena pengaruh baik yang beliau tinggalkan. Pengaruh baik dalam pendidikan juga akan mengakibatkan bermunculannya doa-doa kebaikan, sebagaimana hal ini telah didapatkan Al Imam Bukhari dan yang lainnya.

(Masjid Ibnu Utsaimin – Sabtu, 15 Juli 2023 M / 26 Dzulhijjah 1444 H)

Disusun oleh Ahmad Imron al-Fanghony

Artikel Ilmiah Alukhuwah.Com

Referensi

Referensi
1 QS. Ali-‘Imran : 79
2 QS. Al-Qashash : 65
3 HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits
4 QS. An Nisa’: 58
5 HR. Muslim
6 QS. At-Taubah : 105
7 HR. Bukhari
8 QS. Az-Zumar : 10
9 QS. Ali Imran : 146
10 QS. An Nisa’ : 103
Back to top button