Bagaikan Generator Dan Batu karang

Bagaikan Generator Dan Batu karang
( Motor Penggerak Dakwah Yang Kokoh)
Sebuah generator yang memiliki medan magnet, yang bergerak kencang mampu menggerakkan roda –roda sehingga dapat berputar dengan baik mengitari jalan – jalan kehidupan. Begitulah seseorang yang mempunyai jiwa penggerak, yang didasari oleh rasa kepedulian dan ikatan batin karena merasa sedih melihat kondisi masyarakat yang lalai akan hakikat hidup, sehingga mereka terbuai oleh impian dan angan – angan semu dalam tidur lelap mereka.
Maka seorang yang berjiwa penggerak akan membangunkan dan berusaha menyadarkan saudaranya dari kelalaian dalam memahami arti sebuah kehidupan, sehingga dia pun tidak rela dan tinggal diam melihat musuh – musuh islam leluasa mengibarkan sayap – sayap kebatilan mereka untuk mematikan cahaya islam dan memperdaya kaum muslimin, bahkan Ia akan membangkitkankan semangat perjuangan dakwah sebagai bukti kecintaan kepada Allah dan Rasul- Nya.
Begitulah perumpamaan seseorang yang bisa mewarnai kehidupan orang lain yang diibaratkan pula dengan seorang penjual minyak wangi. Rasulullah sholallahu alaihi wa sallam bersabda :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
Artinya : “ Permisalan antara teman baik dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi, adapun penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberikan minyak wangi kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu mendapatkan bau harum darinya, adapun pandai besi bisa jadi akan membakar bajumu atau engkau mendapatkan bau yang tidak sedap darinya. ( HR. Bukhori ).
Maka jadilah seorang yang mampu mengerakkan roda – roda dakwah di tengah kebersamaan dan kehangatan keluarga dengan membacakan kitabullah dan sunnah Nabi-nya, sehingga rumah dipenuhi dengan ketenangan dan cahaya keimanan. Demikian pula seorang pemuda muslim jadilah seorang yang mampu menggerakan roda – roda dakwah di sekolahan, kampus dan lingkungan masyarakat sehingga dapat berputar mengitari medan – medan dakwah dalam mengarungi semudara kehidupan.
Demikan pula sebongkah batu keras yang kokoh diterpa deruan ombak yang bertubi – tubi, sebuah batu yang tidak akan mudah lapuk di telan masa. Begitulah gambaran seseorang yang mampu teguh dan kokoh dalam mengemban risalah dakwah, meskipun berbagai badai ujian datang menerpa, semangat dakwahnya tidak akan luntur, ia tegar menghadapi musuh – musuh dakwah, semua ini dikarenakan keteguhan yang telah Allah berikan, serta keimanan yang telah menghujam ke dalam relung hati, sehingga hati kecilnya berkata “ Wahai Allah teguhkanlah hatiku di medan dakwah dan hilangkan rasa gentarku dalam menghadapi musuh – musuhku “. Demikianlah pemuda muslim yang siap menghadapi musuh – musuh dakwah, ia tidak akan mundur meskipun melihat musuh bagaikan awan hitam yang bertumpuk – tumpuk, karena dalam relung hati telah tertancap keyakinan bahwa kemenangan dan pertolongan akan datang.
Allah Ta’ala berfirman :
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ
artinya : “ Allah meneguhkan ( iman ) orang – orang yang beriman dengan ucapan yang teguh ( dalam kehidupan ) di dunia dan di akhirat… “ ( QS.Ibrahim : 27 ).
Dunia sekarang ini sangat membutuhkan seorang pemuda yang bermental baja, tidak mudah menyerah dan putus asa, mampu mengemban risalah dakwah yang terasa berat dan penuh resiko, kerena ia yakin bahwa jalan dakwah tidaklah mudah, bahkan penuh rintangan yang siap menghadang. Apabila perasaan ini sudah tertancap dalam relung sanubari pemuda muslim, maka dia tidak akan ragu memulai dakwah di masyarakat, ia tidak takut akan celaan manusia, tidak gentar dengan gangguan dan ancaman dari manusia, karena ia sadar bahwa dakwah adalah sebuah amanah dan tanggung jawab yang harus di tunaikan, masa depan agama keluarga, masyarakat dan bangsa adalah ditangan pemuda muslim, maka seorang pemuda muslim tidak segan dalam membangun dan ikut berpartisipasi dalam organisasi keagamaan di masyarakat, seperti : Ikatan Remaja Masjid, dan juga organisasi keagamaan yang ada di sekolah dan kampus, seperti : ROHIS dan lain –lainnya.
Ustad Beni Setyawan Hanif.
Pesantren ”Al Ukhuwah” Joho Sukoharjo,
Jum’at, 6 Muharram 1438 H / 7 Oktober 2016 M.