Pisau Bermata Dua
AKHLAK DI MEDIA SOSIAL
( Pisau Bermata Dua )
إن الحمد لله… نحمده ونستعينه ونستغفره… ونعوذ بالله من شرور أنفسنا… ومن سيئات أعمالنا… من يهده الله فلا مضل له… ومن يضلل فلا هادي له…
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له… وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
اللهم صل وسلم… وبارك وأنعم… على عبدك ورسولك محمد… وعلى آله وأصحابه… ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين, أما بعد:
Ketika sesuatu telah mewarnai kehidupan kita…
Menjadi bagian yang tak terpisahkan….
Bahkan Mampu Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat…
Fenomena Media Sosial…..Yang diibaratkan pisau bermata dua…
Yang bisa Memudahkan langkah menuju Surga….
Atau mungkin akan menjerumuskan ke dalam lembah neraka…
Ketika seseorang larut di dunia maya…
Hanyut dalam keasyikannya…
Terkadang ada suatu hal yang banyak terlupakan…
Yaitu bagaimanakah ?…Berakhlak mulia di Media Sosial ?…
Berbicara tentang Media sosial…Mungkin tidak lepas dari sebuah pembahasan…. Apakah sih hukum media Sosial itu ?….
Hukum sosial Media :
Sebenarnya secara asal hukumnya adalah netral, tergantung untuk apa kita gunakan, kalau kita gunakan untuk bertaqwa kepada Allah, maka akan membawa kita ke surga Allah.
Tapi kalau kita gunakan media ini untuk bermaksiat kepada Allah , untuk melakukan kemungkaran, untuk mengghibah, untuk menggunjing, untuk menyebarkan kesesatan, maka media ini akan menghantarkan kita ke dalam lembah jurang neraka.
Oleh karena itu hukum media sosial adalah netral…tergantung untuk apa kita gunakan.
Namun untuk hal yang berkaitan dengan hal yang mubah / boleh, kita pun harus proposional menggunakan waktu di media sosial.
Antara Medsos dan waktu :
Diantara yang harus kita perhatikan, saat kita menggunakan sosial media, Baik face book, telegram, instragram, twiter, atau WA , BBM, line dan lainnya….Yang perlu kita camkan adalah pembagian waktu.
Di dunia maya semua hiburan bisa kita dapatkan…Nikmatnya chatting, nikmatnya mencari berita terhangat, nikmatnya kejadian yang “wow” dan luar biasa, sampai kata-kata dan kisah menggugah yang luar biasa…
Sehingga kita pun berusaha menggunakannya untuk hal positif, dengan tetap memperhatikan waktunya secara proposional.
Karena Nabi kita Sholallahu alaihi wa sallam bersabda :
إن لربك عليك حقا
“ Sesungguhnya Rabbmu memiliki hak yang harus kau tunaikan “
Saat kita memonitor di halaman face book kita, kita tidak boleh melalaikan hak Allah.
Betapa banyak orang yang tidak zikir setelah sholat… langsung dia buka hp…karena penasaran ada pesan apa ?…
ولنفسك عليك حقا
“ Dan dirimu punya hak yang harus kau tunaikan “
Saat kita terlalu lama melihat layar hanphone…Maka mata kita pun memiliki hak untuk di istirahatkan…
ولأهلك عليك حقا
“ Dan keluargamu punya hak yang harus kau tunaikan “
Ketika Bapak ibu mengajak bicara yang seharusnya diperhatikan …Sementara kita malah sibuk dengan hp…
فأعط كل ذي حق حقه
“ Maka berikanlah setiap pihak haknya masing – masing “
Sehingga kaidah dalam bermedsos adalah Meninggalkan hal yang tidak bermanfaat :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ».
“Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi ).
Saif al-Yamani menyatakan: “Sesungguhnya salah satu tanda bahwa Allah berpaling dari seorang hamba adalah Allah jadikan kesibukannya pada hal-hal yang tidak berguna” (Thobaqoot al-Muhadditsiin bi Asbahaan karya Abusy Syaikh al-Asbahaany (3/1.
Oleh karena itu kita memohon …Semoga Allah memberkahi waktu kita…Dan membimbing kita untuk menggunakan Medsos dalam hal yang bermanfaat
INTI KAJIAN AKHLAK DI MEDSOS
Sebuah kaidah yang penting sebelum kita Exsist di Sosial Media….
- Yang pertama niat ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala :
Kita usahakan Niat yang baik, benar, lurus sebelum kita posting artikel, Sebelum kita share, sebelum kita coment, sebelum kita mengkritik orang….
Maka kita tanyakan diri kita…Apa Niat kita ?.
Apakah karena Allah ? Apakah karena tersinggung ? Ataukah karena ingin menjatuhkan seseorang ? . Ataukah untuk memperoleh penghargaan ?….
Temen-temen sekalian yang dirahmati Allah…Niat itu penting.
- Karena niat yang ikhlas akan melahirkan Bahasa yang baik.
- Niat yang ikhlas akan menghasilkan coment yang positif.
- Niat yang ikhlas akan menghasilkan kritik yang membangun.
- Niat yang ikhlas akan membuat kondisi lebih kondusif.
Ini yang perlu kita perhatikan , Niat kita itu apa ? Karena niatlah yang akan membuahkan pahala yang sangat besar.
Al Imam Abdullah bi Mubarak rahimahullah pernah mengatakan,
رب عمل صغير تعظمه النية، ورب عمل كبير تصغره النية
“Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar (pahalanya) karena sebab niat. Dan betapa banyak amalan yang besar menjadi kecil (pahalanya) karena sebab niat.” (Al Ikhlas wan Niyyah).
Harus senantiasa kita ingat …Bahwa Setiap tulisan yang kita tuangkan di media sosial, akan ditimbang pada hari kiamat.
Bisa jadi ketikan jari jemari yang disertai keikhlasan…Menjadi sebab kita dimasukkan ke dalam surga Allah Ta’ala.
Bisa jadi Artikel yang kita share, jadwal kajian yang kita share, ilmu yang kita share dengan niat ikhlas….Menjadi sebab seseorang memperoleh hidayah…
Oleh karena temen-temen sekalian….Media sosial akan menjadi berkah…menjadi ladang pahala…menjadi pembuka pintu kebaikan…Apabila kita niatkan menggunakan media sosial…dengan niat yang ikhlas…niat yang baik…mengharap ridha Allah Ta’ala.
- Analisa Efek Samping Nya …( Berpikir Sebelum Share/ Coment / Up Date Status).
Kira – kira apa efeknya ?..Akan berdampak apa ?…Akankah berbuah positif ?…Ataukah malah akan membuat kekacauan dan kegaduhan.
Inilah yang disebut dengan Fiqih Ma’alat : Memikirkan efek dan dampak dari suatu perkataan maupun perbuatan.
Al Imam Ibnu Jauzi pernah mengatakan dalam kitabnya Shoidul Khatir :
من عاين بعين بصيرته تناهي الأمور في بداياتها… نال خيرها ونجا من شرها
“ Barang siapa yang pada awalnya sudah memikirkan dampak suatu perkara, maka akan memperoleh kebaikannya, dan selamat dari keburukannya “.
Sebaiknya barang siapa yang tidak merenungkan dampak perkataan dan perbuatannya, maka yang ada adalah sebuah penyesalan…dan bisa membawanya kepada keburukan.
Sebelum kita mulai exsist berselancar di dunia maya …maka perlu kita ingat firman Allah Ta’ala :
يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (24)
Dan ingatlah, “Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” QS. An Nur : 24.
Dan sebenarnya… apa yang kita tulis itu adalah sama saja perkataan kita.
Sebagaimana dalam kaidah disebutkan :
الكتابة تنزل منزلة القول
“Tulisan (hukumnya) sebagaimana perkataaan ”.
- Sehingga tetap hati-hati berkata-kata melalui tulisan, karena akan dicatat oleh malaikat dan akan dipertanggung jawabkan.
- Sebelum kita menulis sesuatu sangat perlu untuk mempertimbangkan maslahat dan mafsadatnya…. serta tepat sasaran.
- Kira- kira apa yang kita share, yang kita tulis bermanfaat gak ?…apakah coment kita menimbulkan kesan potif…Atau malah akan menimbulkan efek negative.
- Saya memberikan coment ini di group…efeknya apa yaaa ?…apakah bikin tenang…ataukah bikin gaduh…atau malah bikin memperkeruh masalah…
- Kalau ternyata efeknya buruk..maka jangan berbicara…( من كان يؤمن ) …
- Maka temen – temen sekalian….Janganlah kita mengira bahwa status kita , apa yang kita share, coment kita…. akan dibiarkan begitu saja.
- Ini yang perlu kita perhatikan.
- Mengkroscek suatu berita dan informasi….
Apa yang akan kita share…pastikan kebenarannya…pastikan validasinya….tidak boleh ada hoaxs diantara kita.
Allah Ta’ala berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ (6)
“ Wahai orang – orang yang beriman jika datang orang fasik membawa berita , maka krosceklah berita tersebut “
Allah mengatakan : “ Jika datang fasiqun membawa berita… maka krosceklah “.
Apa tafsir dari ayat tersebut ?…
Yang pertama : Jika orang fasik membawa berita…maka kita harus kroscek kebenarannya.
Apa arti fasik ? orang fasik adalah pelaku dosa – dosa besar.
Jadi kalau kita lihat dia suka bohong, dia tidak sholat, dia gak puasa Ramadhan… lalu kasih berita …kita harus kroscek…dan tidak boleh kita telan mentah – mentah.
Makna yang kedua adalah : Beritanya itu sendiri fasik ( sebuah kebohongan )….dan ini bisa jadi disampaikan oleh orang sholeh, bisa jadi disampaikan oleh orang yang taat, bisa jadi disampaikan orang yang takut kepada Allah….Tapi beritanya fasik ( tidak benar ).
Kita punya teman orang sholeh…orang yang sholeh bisa lupa gak ?
Atau bisa jadi dia bukan nara sumber yang pertama , ada informan lain…
Demikian juga : “ Apakah setiap orang sholeh selektif dalam menerima berita ?…Enggak…Dia sholeh , tapi informannya yang sebelumnya belum tentu sholeh.
Sebagian orang sholeh kan polos – polos, karena merasa seluruh manusia kayak dia…
Mengapa kita harus mengkroscek sebuah berita ?…Karena Allah telah berfirman :
أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“ Kalian akan salah paham, kalian bisa menuduh seseorang melakukan hal yang tidak ia lakukan, dan kalian akan menyesal.
Maka sebagian ulama mengatakan : “ Hanya orang-orang bodoh yang tidak kroscek “.
Dan orang yang tidak mengkroscek suatu berita dan menelannya mentah-mentah …maka dia kan menyesal.
Maka kita berusaha hati-hati dalam masalah informasi…kalau kita gak ambil dari sumbernya… maka kita kroscek dulu….Pastikan kebenaran informasi tersebut.
- Pastikan cara penyampainnya benar.
Kalau sudah kita pastikan bahwa berita tersebut benar…Maka yang berikutnya adalah….Pastikan cara penyampainnya benar.
Gunakan Bahasa yang terbaik…
Allah berfirman dalam surat al isra’ ayat 53 :
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا (53)
“ Katakan kepada hambaku wahai Muhammad, kalau berbicara gunakan Bahasa yang terbaik, ( Ahsan itu artinya yang terbaik, bukan hanya yang baik saja, tapi yang terbaik )…Kenapa demikian ? Karena Syaithon akan mengadu domba kalian… Syaithon akan membuat terjadi miss kumunikasi diantara kalian…
Jadi dalam berbicara kita dituntut untuk menggunakan Bahasa yang terbaik, dan harus belajar…belajar…dan belajar.
Dan jangan pasrah dan menyerah…jangan mengatakan : aa seperti inilah kalau saya ngomong…tapi kita harus belajar…sebagaimana kita belajar menyetir, belajar memasak…kita pun harus belajar berbicara…belajar berkomunikasi dengan baik…
Sehingga kalau kita mau coment …gunakan Bahasa yang terbaik…
Perlu kita tekankan…Karena bahayanya sebuah komunikasi…Orang yang membangun komunikasi dengan Bahasa baik saja…Itu saja ada kemungkinan MISS…kemungkinan salah paham…ada kemungkinan diperalat oleh syaithon…
Maka kalau kita berbicara dengan Bahasa baik saja…masih ada peluang miss kumunikasi… apalagi kalau tidak ada komunikasi sama sekali….Apalagi yang berkomunikasi tidak menggunakan Bahasa baik.
Perlu kita perhatikan….Tidak semua hal itu bisa di bahas di sosmed…terkadang butuh untuk ketemu langsung…butuh untuk bertatap muka…..atau mungkin minimal telpon …
Kenapa demikian ?….Karena di SOSMED itu tidak ada Ekspresi….tidak ada intonasi…dan cenderung singkat…
Terkadang kita menyampaikan sesuatu itu harus muter- muter dulu…kalau gak, orang bisa salah paham…sedangkan di sosmed singkat…lebih bisa menimbulkan Miss komunikasi…
Jadi Gak semua itu bisa di sampaikan lewat WA, di BBM, di face book, di twitter, dan sebagainya…
Kenapa ?…Karena kita di tuntut menggunakan Bahasa yang terbaik…
Kalau kita ngomong secara langsung saja bisa miss…Apalagi via WA ? BBM…Face Book…dan lainnya….
- Menjaga Amanah Ilmiah.
Hendaknya selalu berusaha mencantumkan sumber dari mana ilmu atau faidah itu kita dapatkan. Hal ini agar kita tidak termasuk orang-orang yang mendapat ancaman hadits, “Orang yang mengaku-ngaku memiliki (al mutasybbi’) dengan sesuatu yang tidak dimilikinya, maka ia seperti orang yang memakai dua pakaian kedustaan.” (HR Bukhari Muslim).
Kita berusaha menjauhi riya dan tendensi dunia serta ketenaran… seandainya bukan karena amanah ilmiah, ingin rasanya menulis sesuatu tanpa mencantumkan nama penulisnya. Sebagai bentuk amanah ilmiah, kita cantumkan sumber tulisannya jika ada.
- Rendah Hati di Sosmed .
- Ketika kita mengeshare suatu bukan dalam rangka untuk membangkan diri apa yang kita punya.
- Akan tetapi dalam at tahaddust bi ni’mah : Mencerikan nikmat Allah.
- Harus tetap rendah diri dan Tidak membanggakan sesuatu yang dimiliki.
- Karena Seseorang yang tawadhu’ rendah hati karena Allah…Maka Allah akan mengangkat derajatnya.
- ( من تواضع لله رفه الله ) : “ Barang siapa yang Tawadhu’ Rendah diri karena Allah Ta’ala…Maka Allah akan mengangkat derajatnya “.
- Menyikapi Sebuah celaan :
Sebaiknya diam dan tidak membalas sebuah caci maki dan celaan.
Kita diperintahkan agar menjauhi dan berpaling dari orang yang bodoh. Allah Ta’ala berfirman :
خُذِ العَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الجَاهِلِيْنَ
“Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang jahil/bodoh”(Al-A’raf: 199).
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
إذا نطق السفيه فلا تجبه .. فخير من إجابته السكوت
“Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam dan tidak menanggapi”
- Selektif dalam mengambil ilmu di dunia Maya. ( hati – hati ).
Sesorang yang berselancar di dunia maya….adalah bagaikan mengarungi luasnya Samudra…Sehingga kalau tidak berhati -hati bisa tenggelam karenanya.
Perkataan Muhammad bin Sirin :
( إن هذا العلم دين…فانظروا عمن تأخذون دينكم )
“ Sesungguhnya Ilmu ini adalah Agama …Maka perhatikanlah dari mana kalian mengambil agama kalian.
Sehingga harus selektif dalam membaca sebuah sebuah artikel dan mendengarkan sebuah video ceramah.
Terkadang sesorang menyimpang dari jalan kebenaran…terjatuh ke dalam sebuah kesesatan karena sebuah artikel yang ia baca
- Tidak mencukup diri menuntut ilmu dari dunia maya saja.
Inginnya praktis, sehingga malas menghadiri kajian, malas membaca buku – buku agama. Padahal di majelis ilmu ada sebuah keberkahan…ketenangan…ketentraman…dan kebahagian hidup….Barakahnya menghadiri majelis ilmu secara langsung adalah tidak sama dengan hanya sekedar mendengarkan lewat telivisi , radio dan media Sosial lainnya.
- Gunakan Medsos Untuk Sarana Dakwah.
Tetap semangat berdakwah…mungkin tidak disangka…satu share ilmu dan faidah… Ternyata bisa memberikan hidayah kepada seseorang, walau hanya sekedar menekan “share”.
Tentunya dengan sebuah niat yang ikhlas….
Untuk bisa berdakwah Tidak mesti harus jadi ustadz, hanya menunjukkan dan mengajak ke jalan Allah, insyaAllah mendapatkan pahala sebagaimana pelakunya.
Demikian juga dengan share ilmu baik di dunia nyata maupun dunia maya…Semoga mendapat pahala MLM sampai hari kiamat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya (HR. Muslim)
Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan,
المراد أن له ثوابا كما أن لفاعله ثوابا …
دل بالقول، واللسان، والإشارة، والكتابة
“Maksudnya adalah baginya pahala sebagaimana pahala yang mengerjakan…ia menunjukkan dengan perkataan, lisan, ISYARAT dan tulisan.” (Syarah Shahih Muslim)
Terkadang terbetik bisikan “kamu juga banyak maksiat, jangan sok alim dan sok suci”
Tetapi teringat perkataan seorang ulama “Kalau menunggu suci sekali, tidak akan ada yang berdakwah”
“ Jika harus menunggu jadi orang suci baru mau berdakwah, dakwah tak akan pernah ada”
PENUTUP KAJIAN
Sebagai penutup :
Mungkin kita sepertinya terlalu larut tenggelam di dunia maya…
Namun Jadilah engkau yang paling berguna bagi manusia…mereka sangat senang dengan keberadaanmu…
Berguna dengan ilmu-mu dan akhlak-mu… di dunia maya maupun nyata…berguna dengan tenaga, berguna dengan pemikiran dan konsepmu… berguna dengan apa yang engkau goreskan dan tuangkan di Media Sosial…
Kita berusaha menjadi sebaik – baik manusia…yang paling memberikan manfaat bagi Saudaranya…
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (Shahihul Jami’ no. 3289).
وبالله التوفيق والسداد