Penantian yang Berakhir Indah

PENANTIAN YANG BERAKHIR INDAH

 

 

Kaum Muslimin Dan Muslimat Yang Dirahmati Allah Ta’ala….

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, yang memberikan kemudahan kepada kita dalam menuntut ilmu, sehingga pintu-pintu ilmu sangatlah terbuka lebar pada zaman sekarang ini.

Untuk mensyukuri nikmat yang besar ini, seorang muslim harus semangat dalam memaksimalkan sarana kemudahan yang ada, untuk meraih ilmu yang melimpah dan penuh keberkahan.

Shalawat dan sallam semoga tercurahkan kepada suri teladan kita Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, keluarga beliau, para sahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat kelak.

 

Hidup Adalah Penantian.

Ma’asyirol Muslimin Wal Muslimat…Ikhwan dan Akhwat yang dirahmati Alloh Ta’ala….

Sebuah renungkan untuk kita semua…pernahkah kita menanti dan menunggu ? Ataukah kehidupan kita dipenuhi dengan sebuah penantian ?

Seorang ibu- ibu berdiri lama, menanti sebuah antrian panjang dalam sebuah pusat perbelanjaan.

Seorang Akhwat dalam harap cemas menanti seorang pangeran yang akan mengetuk pintu rumah orang tuanya ….

Sepasang suami istri yang mananti merindukan kehadiran buah hati, yang akan meramaikan kesunyaian rumah tangga meraka…

Seorang yang sangat lemah dan letih terbaring di rumah sakit, berharap menanti datangnya kesembuhan.

Dan saudara – saudara kita di suriah, yang sekarang ini dalam harap, cemas dan tangisan mereka , menantikan datangnya sebuah pertolongan yang menyelamatkan jiwa mereka.

Dan seorang hamba Allah yang ia isi kesehariannya dengan ibadah, dalam kerinduan menantikan masa yang paling indah, ketika bertemu memandang wajah Rabb pencipta alam semesta…

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allah…

Iya…Hidup adalah sebuah penantian….

 

Renungan…..

Sebuah renungkan ….Bagaimanakah sebuah penantian yang membuahkan pahala yang besar dan akan berakhir dengan indah ?…

Dan bagaimanakah untuk terhindar dari sebuah penantian yang membuat seseorang menderita dipenuhi dengan dosa-dosanya ?…

 

Sabar Dalam Penantian…

 

Sebuah penantian itu akan indah apabila dijalani dengan kesabaran…

Kedudukan sabar dalam islam :

Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan.

Al imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.” (Al Fawa’id, hal. 95)

 

Pengertian Sabar

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah….” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

 

Sabar sebab Meraih Kemuliaan

Sabar adalah sebab untuk bisa mendapatkan berbagai kebaikan dan menolak berbagai keburukan. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah ta’ala :

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ (45)

 “Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.” (QS. Al Baqarah [2]: 45).

Yaitu mintalah pertolongan kepada Allah dengan bekal sabar dan shalat dalam menangani semua urusan kalian.

 

Begitu pula sabar menjadi sebab hamba bisa meraih kenikmatan abadi di surga.

Allah ta’ala berfirman kepada penduduk surga :

 

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ (23) سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ (24)

 

(yaitu) syurga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (Sambil Mengucapkan) “Keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian, Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar Ra’d [13] : 23-24).

 

Selain itu Allah pun menjadikan sabar dan yakin sebagai Sebab untuk mencapai kedudukan tertinggi yaitu kepemimpinan dalam hal agama.

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala :

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ (24)

“Dan Kami menjadikan di antara mereka (Bani Isra’il) para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan titah Kami, karena mereka mau bersabar dan meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah [32]: 24)

 

Berbaik Sangka Dalam Penantian

 

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : ” قال النبي صلى الله عليه وسلم :

“ Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah sholallahu alaihi wa sallam bersabda :

 

يقول الله تعالى : أنا عند ظن عبدي بي…

 

“ Kata Allah subhanahu wa ta’ala…: “ Aku tergantung bagaimana hamba-Ku berprasangka kepada-Ku “. ( Hadist riwayat Bukhari dan muslim ).

 

 

Manusia wajib berprasangka baik kepada Allah… apapun keadaannya, karena Allah… akan menyikapi hambanya, sesuai dengan prasangka tersebut…

 

 

Jika hamba itu berprasangka baik… maka Allah akan memberikan keputusan yang baik untuknya…

 

 

Sebaliknya… apabila hamba berburuk sangka… maka berarti dia telah menghendaki keputusan yang buruk dari Allah untuknya…

 

 

Allah tidak akan menyianyiakan harapan hambanya… yang senantiasa berbaik sangka kepada-Nya….

 

 

Seorang hamba yang bijak… adalah yang senantiasa berbaik sangka kepada Allah… di dalam setiap keadaan… jika dia diberi kenikmatan… dia merasa bahwa hal ini adalah karunia dari Allah, ia tidak besar kepala dengan kenikmatan duniawi tersebut…

 

Sebaliknya apabila dia didera dengan penderitaan atau kekurangan harta… maka dia merasa bahwa Allah subhanahu wa ta’ala sedang mengujinya…agar dapat meraih tempat yang mulia… dia tidak berburuk sangka kepada Allah, dengan menganggap bahwa Allah ini tidak adil atau Allah telah menghinakannnya…

 

“ Allah subhanahu wa ta’ala… tidak akan menyianyiakan hamba-Nya yang senantiasa berbaik sangka kepada Allah di dalam setiap kondisi…

 

Yakinlah…bahwa orang-orang yang tekun beribadah kepada Allah, beraqidah benar, menegakkan sholat, berpuasa, menunaikan zakat, dan menjalankan perintah agama lainnya… pasti… mereka tidak akan pernah ditelantarkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala….

 

Indahnya Saat Pertemuan.

Salah satu kenikmatan yang disediakan Allah ta’ala bagi orang mukmin di dalam surga adalah mereka dapat memandang wajah Allah yang mulia. Allah Ta’ala berfirman,

لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ

Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. (QS. Yunus: 26)

Kata Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, “Bagi mereka yang baik dalam beribadah kepada Allah adalah husna, yaitu mendapat balasan surga, juga mendapat ziyadah yaitu melihat wajah Allah yang mulia dan mendengar Allah Ta’ala berbicara, mendapatkan ridho-Nya serta meraih kegembiraan dengan berada di dekat Allah.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 339)

Dalam ayat lain Allah Ta’ala juga berfirman,

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

Muka mereka (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnya mereka melihat.” (QS. Al-Qiyamah: 22-23)

Dari Jarir bin Abdillah al-Bajali radhiallahu’anhu, beliau berkata, “Kami sedang duduk bersama Rasulullah shalallahu’alaihi wa salam saat beliau melihat bulan di malam badar, beliau shalallhu’alaihi wa salam bersabda,

إِنكم سترون ربكم كما ترون هذا القمر لا تضامون في رؤْيتهِ …

فإِن استطعتم أن لا تغلبوا على صلاة قبل طلوع الشمسِ وقبل غروبها فافعلوا…

Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian seperti kalian melihat bulan ini, tidak membahayakan kalian saat melihatnya. Jika kalian mampu untuk tidak meninggalkan sholat sebelum terbit dan terbenamnya matahari maka lakukanlah” (HR. Bukhari no. 554 dan Muslim no. 632).

Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa salam membaca ayat,

وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا

Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.” (QS. Thaha: 130)

 

Kenikmatan Terbesar Di Surga.

Dari seorang sahabat yang mulia, Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah ta’ala berfirman: “Apakah kalian mau tambahan nikmat (dari kenikmatan surga yang telah kalian peroleh)? Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Dan Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka? Kemudian Allah singkap hijab (penutup wajahNya yang mulia), dan mereka mengatakan,

فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزٌّ

Tidak ada satupun kenikmatan yang lebih kami cintai dari memandang wajah Allah Ta’ala.” (HR. Muslim no. 181).

Rasulullah mengajarkan doa memohon kenikmatan memandang wajah Allah

وأسألك لذة النظر إلى وجهك والشوق إلى لقائك في غير ضراء مضرة ولا فتنة مضلة اللهم زينا بزينة الإيمان واجعلنا هداة مهتدين

Dan aku memohon kenikmatan memandang wajah-Mu, dan kerinduan bertemu dengan-Mu, bukan dalam kesusahan yang mebinasakan dan cobaan yang menyesatkan. Ya Allah, hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang memberi dan diberi petunjuk.” (HR. An-Nasai, Ahmad dan lainnya).

 

Waktu Pertemuan Sangatlah Dekat.

Puasa sesaat terhadap sebuah keinginan yang bila diperturutkan akan membinasakan dirinya…Untuk memperoleh kenikmatan abadi yang di kemudian hari, yang berkali – kali lipat dari kesenangan yang Ia tinggalkan karena Allah di dunia ini…

Wahai jiwa sebagian siang hari puasa telah berlalu… hari raya pertemuan ini sudah mendekat, baik cepat maupun lambat, masa tersebut pasti akan terjadi…Sabarlah menunggu waktu berbuka di sisi- Nya disaat pertemuan dengan- Nya… ( Diringkas dari kitab Raudhatul Muhibbin, Ibnul Qoyyim Al Jauziyah ).

 

Back to top button