Akhlaq: Akhlak dalam Pandangan Islam

Akhlak dalam Pandangan Islam
Akhlak adalah perkara yang sangat diperhatikan dalam Islam. Akhlak adalah bagian dari kehidupan seorang Muslim dalam keseharian mereka. Setiap Muslim harus memiliki akhlak yang baik dan harus berhias dengannya. Sebaliknya seorang Muslim harus meninggalkan akhlak yang jelek sejauh-jauhnya. Seseorang yang memiliki akhlak baik bertanda adanya kebaikan baginya di Dunia dan Akhirat, begitu juga sebaliknya.
Karena pentingnya perkara akhlak, Allah ta’ala mengutus Nabi-Nya yang mulia Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam untuk menyempurnakan akhlak umat sebagai salah satu tugas beliau. Rasulullah shallallahu wasallam bersabda :
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku (Rasulullah ﷺ) diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik.”
(HR. Ahmad 2/381)
Pengertian Akhlak
Akhlak menurut bahasa diartikan sebagai tabiat, karakter, wibawa, dan kualitas agama. Sedangkan di dalam kamus al-Muhith dinyatakan:
الخُلق: بالضَّمِّ، وَبِضَمَّتَيْنِ : السِّجِّيةُ وَالطَّبْعُ، وَالمُرُوْءَةُ وَالدِّيْن
Akhlak artinya sijjiyah (karakter), tabiat, wibawa, dan kualitas agama. (Qamus al-Muhith, Fairuz Abadi).
Level Akhlak
Penulis kitab Tuhfatul Ahwadzi mengatakan,
وَحُسْنُ الخُلُقِ أَيْ مَعَ الخَلْقِ، وَأَدْنَاهُ تَرْكُ أَذَاهُمْ وَأَعْلاَهُ الإِحْسَانُ إِلَى مَنْ أَسَاءَ إِلَيْهِ مِنْهُمْ
“Berakhlak mulia kepada sesama itu level terendahnya adalah tidak mengganggu dan menyakiti orang lain. Sedangkan akhlak mulia level paling tinggi adalah berbuat baik kepada orang yang menyakiti.”
Mencapai level terendah mungkin sudah banyak yang bisa mengapainya, naik level menengah dengan cara membalas kebaikan orang yang berbuat baik juga sudah banyak yang melakukannya. Namun untuk berada di level yang tertinggi yaitu berbuat baik dengan orang yang menyakiti, buang muka, memfitnah dan lainnya hanyalah orang-orang pilihan yang mampu meraihnya. Dan panutan dalam level tertinggi ini adalah Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.
Problem Umat Tidak Hanya Aqidah Namun Juga Akhlak
Ulama besar abad ini, Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata,
“Saya dahulunya mengira bahwa problem utama dunia Islam saat ini hanyalah semata-mata jauhnya mereka dari pemahaman yang benar terhadap hakikat “La ilaha illallah”. Namun setelah beberapa waktu, tampaklah pada diriku bahwa ada “masalah lain” (yang tidak kalah penting) sebagai tambahan atas masalah pokok yang pertama tadi, yaitu problem jauhnya mereka dari tauhid. Masalah lain tersebut adalah banyaknya orang yang tidak berakhlak dengan akhlak Islam yang benar, kecuali sedikit saja”. (Fatawa Jeddah, kaset no. 34 menit 4:38)
Oleh karena itu, selain mendakwahkan tauhid kita juga harus mendakwahkan tentang perkara akhlak kepada umat. Karena permasalahan akhlak adalah permasalahan yang penting yang harus diketahui. Dengan sebab akhlak yang baik tauhid akan tegak dengan kuat dan kokoh, karena tauhid dan akhlak tidak bisa di pisahkan.
Contoh Panutan Dalam Berakhlak
Tidak diragukan lagi bahwa roll model dalam berakhlak baik adalah manusia terbaik dimuka bumi ini. Tidak lain beliau adalah suri tauladan kita Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Kepada siapa lagi kalau bukan kepada beliau kita bercermin. Tidak perlu mencari-cari yang lain apalagi sampai menjadikan orang diluar Islam sebagai panutan. Generasi terbaik umat ini yaitu para sahabat adalah orang-orang yang telah menyaksikan betapa agungnya akhlak beliau bahkan para musuh-musuhnya pun tak segan mengakuinya. Sampai-sampai Allah memujinya dengan firman-Nya,
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar mempunyai akhlak yang agung.”
(Al-Qalam: 4)
Dinyatakan dalam satu riwayat dari Ibnu Abbas, beliau menjelaskan,
خُلُقٍ عَظِيمٍ؛ أَيْ: دِيْنٍ عَظِيمٍ، وَهُوَ الإِسْلَامِ
“Akhlak yang mulia, artinya agama yang agung, yaitu Islam.”
(Tafsir at-Thabari, 23/529)
Hal ini sesuai dengan penuturan ‘Aisyah Radhiyallahu anha :
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقاً
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling baik akhlaknya.”
(HR. Al-Bukhari no. 6203 dan Muslim no. 2150, 2310)
Dan para sahabat adalah generasi terbaik dalam berakhlak baik dan mulia setelah Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.
Demikianlah pemaparan singkat terkait dengan materi akhlak. Semoga Allah memberikan karunia-Nya kepada kita agar bisa mencontoh akhlak-akhlak baik dan mulia dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan generasi terbaik setelah beliau. Amiin Ya Mujibas Saailin.
__________
Di susun oleh
Ahmad Imron Al Fanghony