Siroh: Posisi Bangsa Arab Dan Kaumnya #1
Posisi Bangsa Arab Dan Kaumnya
Pada hakikatnya, istilah Sirah Nabawiyah merupakan ungkapan tentang risalah yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada manusia, baik dalam bentuk perbuatan, ucapan, arahan serta kepribadian. Dan bagaimana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengubah tatanan kehidupan manusia.
Bagaimana beliau mengubah dan mengganti tempat dan kondisi keburukan menjadi tempat kebaikan. Bagaimana beliau mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya; dari ibadah kepada hamba menuju ibadah kepada Allah ta’ala.
Sehingga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menorehkan jejak keadilan dalam sejarah dan mengubah roda kehidupan alam manusia.
Dan tidak mungkin bisa menghadirkan gambarannya yang amat menawan secara pas dan mengena, kecuali setelah melakukan perbandingan antara latar belakang risalah ini (Risalah Nabawiyyah) dibuat, dengan kondisi yang lahir setelah risalah ini terwujud.
Oleh karena itu, diperlukan pembahasan singkat mengenai bangsa Arab dan perkembangannya sebelum datangnya Islam. Seperti kekuasaan dan pemerintahan yang berlaku, pranata sosial, kabilah, suku serta adat dan kebiasaannya, kehidupan beragama mereka, kondisi politik, sosial dan perekonomian yang berlangsung di zaman itu.
A. Letak Geografis Bangsa Arab
Menurut bahasa, ‘Arab artinya padang pasir, tanah gundul dan gersang yang tiada air dan tiada tanamannya. Sebutan dengan istilah ini sudah diberikan sejak dahulu kala kepada Jazirah Arab, sebagaimana sebutan yang diberikan kepada suatu kaum yang disesuaikan dengan daerah tertentu, lalu mereka menjadikannya sebagai tempat tinggal.
Jazirah Arab dibatasi Laut Merah dan Gurun Sinai di sebelah barat, Teluk Arab dan sebagian besar negara Irak bagian selatan di sebelah timur, Laut Arab yang bersambung dengan lautan India di sebelah selatan dan Negeri Syam dan sebagian kecil dari negara Irak di sebelah utara di sebelah utara.
Dan mungkin saja, ada sedikit perbedaan dalam penentuan batasan ini. Luasnya membentang antara satu juta mil kali satu juta tiga ratus ribu mil.
Jazirah Arab memiliki peranan yang sangat besar karena letak geografisnya. Sedangkan dilihat dari kondisi internalnya, Jazirah Arab hanya dikelilingi gurun pasir di segala sudutnya. Karena kondisi seperti inilah yang membuat Jazirah Arab seperti benteng pertahanan yang kokoh, yang tidak memperkenankan bangsa asing untuk menjajah, mencaplok dan menguasai Bangsa Arab.
Oleh karena itu, kita bisa melihat penduduk Jazirah Arab yang hidup merdeka dan bebas dalam segala urusan semenjak zaman dahulu. Sekalipun begitu, mereka tetap hidup berdampingan dengan dua imperium yang besar saat itu, yang serangannya tak mungkin bisa dihadang andai tidak ada benteng pertahanan yang kokoh.
Sedangkan hubungannya dengan dunia luar, Jazirah Arab terletak di benua yang sudah dikenal sejak dahulu, yang mempertautkan daratan dan lautan. Sebelah Barat Laut merupakan pintu masuk ke benua Afrika, sebelah Timur Laut merupakan kunci untuk masuk ke benua Eropa dan sebelah Timur merupakan pintu masuk bagi bangsa-bangsa non-Arab, timur tengah dan timur dekat, terus membentang ke India dan Cina.
Setiap benua mempertemukan lautnya dengan Jazirah Arab dan setiap kapal laut yang berlayar tentu akan bersandar di ujungnya. Karena letak geografisnya yang seperti itu pula, sebelah utara dan selatan dari jazirah Arab menjadi tempat berlabuh berbagai bangsa untuk saling bertukar perniagaan, peradaban, agama dan seni.
Referensi:
Kitab Ar-Rohiq Al-Makhtum, karya Syaikh Shofiyurrahman Mubarokfury rahimahullah ta’ala. Halaman 15–16[1]Kitab Ar-Rohiq Al-Makhtum, karya Syaikh Shofiyurrahman Mubarokfury rahimahullah ta’ala. Halaman 15–16
Disusun oleh Ahmad Imron Al Fanghony
Artikel Alukhuwah.Com
Referensi
1 | Kitab Ar-Rohiq Al-Makhtum, karya Syaikh Shofiyurrahman Mubarokfury rahimahullah ta’ala. Halaman 15–16 |
---|