Siroh: Posisi Bangsa Arab Dan Kaumnya #4
Diriwayatkan, jika Nabi Shallallahu ’alaihi Wasallam menyebutkan nasabnya dan sampai kepada Adnan, maka beliau berhenti dan bersabda, “Para ahli silsilah nasab banyak yang berdusta.” Lalu beliau tidak melanjutkannya.
Segolongan ulama memperbolehkan mengangkat nasab dari Adnan ke atas dan melemahkan (mendhoifkan) hadits yang mengisyaratkan hal itu (hadits yang disebut di atas). Menurut mereka, berdasarkan penelitian yang detail: sesungguhnya antara Adnan dan Ibrahim alaihis salam terdapat empat puluh keturunan.
Keturunan Ma’ad dari anaknya, Nizar telah berpencar kemana-mana (menurut salah satu pendapat, Nizar adalah satu-satunya anak Ma’ad). Dan Nizar sendiri mempunyai empat orang anak, yang kemudian berkembang menjadi empat kabilah yang besar, yaitu: Iyad, Anmar, Rabi’ah dan Mudhar. Dua kabilah terakhir inilah (Rabi’ah dan Mudhar) yang paling banyak marga dan sukunya. Sedangkan dari Rabi’ah, muncul Asad bin Rabi’ah, Anzah, Abdul-Qais, dua anak Wa-il, Bakr dan Taghlib, Hanifah dan lain-lainnya.
Sedangkan kabilah Mudhar berkembang menjadi dua suku yang besar, yaitu Qais ’Ailan bin Mudhar dan marga-marga Ilyas bin Mudhar. Dari Qais ’Ailan muncul Bani Sulaim, Bani Hawazin dan Bani Ghathafan. Kemudian dari Ghathafan muncul ’Abs, Dzibyan, Asyja’ dan Ghany bin A’shar.
Dari Ilyas bin Mudhar muncul Tamim bin Murrah, Hudzail bin Mudrikah, Bani Asad bin Khuzaimah dan marga-marga Kinanah bin Khuzaimah. Dari Kinanah muncul Quraisy, yaitu anak keturunan Fihr bin Malik bin an-Nadhar bin Kinanah.
Quraisy terbagi menjadi beberapa kabilah, yang terkenal adalah Jumuh, Sahm, ’Udai, Makhzum, Tim, Zuhrah dan suku-suku Qushay bin Kilab, yaitu Abdud Dar bin Qushay, Asad bin Abdul ’Uzza bin Qushay dan Abdu Manaf bin Qushay.
Sedangkan Abdu Manaf mempunyai empat anak: Abdu Syams, Naufal, al-Muththalib dan Hasyim. Hasyim adalah keluarga yang dipilih oleh Allah yang di antaranya muncul Muhammad bin Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hasyim. Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam pernah bersabda,
إنَّ اللهَ اصطفَى كِنانةَ من ولدِ إسماعيلَ واصطفَى قريشًا من كنانةَ . واصطفَى من قريشٍ بني هاشمَ . واصطفاني من بني هاشمَ
“Allah telah memilih Kinanah dari keturunan Ismail, dan memilih Quraisy dari keturunan Kinanah, dan memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy, dan memilih aku dari keturunan Bani Hasyim.” (HR. Muslim 2276)
Dalam riwayat lain,
“Sesungguhnya Allah telah memilih isma’il dari anak keturunan Ibrahim, memilih Kinanah dari anak keturunan Ismail, memilih Quraisy dari anak keturunan Bani Kinanah, memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturunan Bani Hasyim.“ (H.R. Muslim dan at-Tirmidzi)
Dari al-’Abbas bin Abdul Muththalib, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, lalu Dia menjadikanku dan sebaik-baik golongan mereka dan sebaik-baik dua golongan. Kemudian memilih beberapa kabilah, lalu menjadikanku di antara sebaik-baik kabilah. Kemudian memilih beberapa keluarga lalu menjadikanku di antara sebaik-baik keluarga mereka. Maka aku adalah sebaik-baik jiwa di antara mereka dan sebaik-baik keluarga di antara mereka.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi)
Setelah anak-anak ’Adnan memiliki keturunan yang banyak, mereka berpencar di berbagai tempat di penjuru Jazirah Arab, menjelajahi tempat-tempat yang banyak curah hujannya dan ditumbuhi oleh tanaman.
Abdul Qais dan keturunan Bakr bin Wa-il serta keturunan Tamim pindah ke Bahrain dan menetap di sana. Sedangkan Bani Hanifah bin Sha’b bin Ali bin Bakr bergerak menuju Yamamah dan singgah di Hijr, Ibu Kota Yamamah.
Semua keluarga Bakr bin Wa-il menetap di berbagai penjuru tanah Jazirah, mulai dari Yamamah, Bahrain, Saif Kazhimah hingga mencapai laut. Kemudian tanah kosong Iraq, al-Ablah hingga Haita.
Taghlib menetap di Jazirah dekat kawasan Eufrat, di antaranya terdapat suku-suku yang pernah hidup berdampingan dengan (kabilah) Bakr, sedangkan Bani Tamim menetap di daerah pedalaman Bashrah.
Bani Sulaim menetap dekat Madinah, dari Wadi al-Qura hingga ke Khaibar hingga bagian timur Madinah mencapai batas dua gunung hingga berakhir di kawasan pegunungan Hurrah.
Sementara Tsaqif menetap di Tha’if dan Hawazin di timur Mekah di pinggiran Authas, yaitu dalam perjalanan antara Mekah dan Bashrah. Dan Bani Asad bermukim di timur Taima’ dan barat Kufah. Mereka dan Taima’ di antara perkampungan Buhtur dari Suku Thayyi’.
Sedangkan masa perjalanan mereka dan Kufah di tempuh selama lima hari. Ada lagi Suku Dzubyan yang bermukim di dekat Taima’ menuju Huran.
Di Tihamah tersisa beberapa suku-suku Kinanah, sedangkan di Mekah tinggal suku-suku Quraisy. Mereka berpencar-pencar dan tidak ada sesuatupun yang bisa menghimpun mereka, hingga muncul Qushay bin Kilab. Dialah yang menyatukan mereka dan membentuk satu kesatuan yang bisa mengangkat kedudukan dan martabat mereka.
Referensi:
Kitab Ar-Rohiq Al-Makhtum, karya Syaikh Shofiyurrahman Mubarokfury rahimahullah ta’ala. Halaman 20–22
Disusun oleh Ahmad Imron Al Fanghony
Artikel Alukhuwah.Com