Keutamaan Ilmu Agama #2

 

Keutamaan Ilmu Agama

( Bagian 2 )

 

  1. Orang yang berilmu lebih utama dari ahli ibadah.

وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ على الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ على سَائِرِ الْكَوَاكِبِ

 

Artinya: “Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu dibanding ahli ibadah, seperti keutamaan bulan di malam purnama dibanding seluruh bintang- bintang.” (HR. Abu Dawud no.3641, Ibnu Majah no.223, dari hadits Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu).

 

Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama Tabi’in) rahimahullah berkata: “Aku tidak mengetahui ada satu ibadah yang lebih utama daripada engkau mengajarkan ilmu (syar’i) kepada manusia.” (Lihat Jami’ bayanil ilmi, karya Ibnu Abdil Barhal.227).

 

Sufyan ats-Tsauri rahimahullah juga berkata: “Tiada satu amalan yang lebih utama dari menuntut ilmu jika niatnya benar.” (Lihat Jami’ bayanil ilmi, karya Ibnu Abdil Bar, hal.119).

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Menuntut ilmu (agama) itu lebih utama daripada sholat sunnah”. ( Tahdzibul asmaa” wa lughoh ).

 

  1. Kesaksiaan Allah kepada orang – orang yang berilmu.

 

Allah Ta’ala berfirman,

 

 

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ

 

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” [Ali ‘Imran: 18].

 

Pada ayat di atas Allah Ta’ala meminta orang yang berilmu bersaksi terhadap sesuatu yang sangat agung untuk diberikan kesaksian, yaitu keesaan Allah Ta’ala… Ini menunjukkan keutamaan ilmu dan orang-orang yang berilmu. [6]. Al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 21).

 

  1. Ilmu Adalah Nikmat Yang Paling Agung .

Allah Ta’ala berfirman :

وَأَنزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُن تَعْلَمُ ۚ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا

 

“… Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur-an) dan hikmah (As-Sunnah) kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu sangat besar.” [An-Nisaa’: 113].

 

  1. Orang Yang Berilmu Dikecualikan Dari Laknat Allah.
    Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

ألاَ إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُوْنَةٌ مَلْعُوْنٌ مَا فِيْهَا إِلَّا ذِكْرُ اللهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِـمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ

 

“Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya, orang berilmu, dan orang yang mempelajari ilmu.’” [HR. at- Tirmidzi].

 

  1. Menuntut Ilmu Dan Mengajarkannya Lebih Utama Daripada Ibadah Sunnah Dan Wajib Kifayah.

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

فَضْلُ الْعِلْمِ خَيْرٌ مِنْ فَضْلِ الْعِبَادَةِ وَخَيْرُ دِيْنِكُمُ الْوَرَعُ

 

 

“Keutamaan ilmu lebih baik daripada keutamaan ibadah, dan agama kalian yang paling baik adalah al-wara’ (ketakwaan).”( HR. ath- Thabrani dan dihasankan oleh syaikh al-Albani).

 

Ali bin Abi Thalib (wafat th. 40 H) Radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Orang yang berilmu lebih besar ganjaran pahalanya daripada orang yang puasa, shalat, dan berjihad di jalan Allah.” [17]. Al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 133).

 

Al-Hasan rahimahullaah berkata, “Orang yang berilmu lebih baik daripada orang yang zuhud terhadap dunia dan orang yang bersungguh-sungguh dalam beribadah.

[20]. Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi (I/120, no. 113).
Sufyan ats-Tsauri (wafat th. 161 H) rahimahullaah mengatakan, “Aku tidak mengetahui satu ibadah pun yang lebih baik daripada mengajarkan ilmu kepada manusia.”

[21]. Jaami’ wa S Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi (I/211, no. 227).

 

Imam asy-Syafi’i (wafat th. 204 H) rahimahullaah mengatakan, “Tidak ada sesuatu pun yang lebih baik setelah berbagai kewajiban syari’at daripada menuntut ilmu syar’i.” [22]. Al-‘Ilmu Fadhluhu. 135).

 

  1. Ilmu Adalah Kebaikan Di Dunia Mengenai firman Allah Ta’ala,

 

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً

 

“Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia”

 

Al-Hasan (wafat th. 110 H) rahimahullaah berkata, “Yang dimaksud kebaikan dunia adalah ilmu dan ibadah.”

Dan firman Allah,

 

وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً

 

“Dan kebaikan di akhirat.” [Al-Baqarah: 201]

 

Al-Hasan rahimahullaah berkata, “Maksudnya adalah Surga.”

Sesungguhnya kebaikan dunia yang paling agung adalah ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih, dan ini adalah sebaik-baik tafsir ayat di atas.

[23]. Al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 141) dan Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi (I/229-230, no. 252 dan 253).

 

  1. Ahli ilmu adalah penjaga syariat.

Para ulama adalah yang menyibukkan diri dan paham akan maksud dari syariat, maka merekalah yang menjaga syariat yang mulia ini. ( lihat shoidul khotir : 208 ).

 

  1. Perintah untuk meminta tambahan ilmu.

( وقل رب زدني علما ) ( طه : 114 ).

Artinya : “ Ya Rabbku tambahkan ilmu pengetahuan kepadaku “ ( Thoha : 114 ).

Imam Ibnu qoyyim berkata : “ perintah Allah kepada nabinya untuk memohon tambahan ilmu cukuplah sebagai keutamaan ilmu “. (Miftah daaris sa’aadah : 136 ).

Semoga Bermanfaat.
Pesantren ”Al Ukhuwah” Joho Sukoharjo, Jawa Tengah.

Senin, 7  Jumadil Akhir 1438 H / 6 Maret 2017 M.
 

 

Back to top button